HOT..!!!

abg

kontraksi liang kenikmatannya mambuat batangku berdenyut

Diamatinya jagoanku dengan seksama .... sambil tangannya perlahan-lahan meraba naik turun ..... jari-jari tangannya dengan lembut mengelus ..... mulai dari akar hingga ujungnya ..... menelusuri setiap urat-urat yang sudah meregang dan bertebaran disana sini ..... ujung jari telunjuknya kemudian mengelus mulai dari bagian yang paling bawah ..... dan perlahan-lahan naik mengikuti alur bulu-bulu yang tumbuh hingga ke bagian tengah ..... kemudian ia mulai menggenggam lagi lebih erat ..... dicobanya lebih erat lagi ...... tidak bisa .... genggaman jemari tangannya yang lentik itu telah penuh dengan batang tubuh Hercules kecilku .... ahhhh .... kudengar desahan dari mulutnya ..... Maria menggumamkan sesuatu yang tak jelas kudengar ..... ia benar-benar pandai menikmati sensasi yang mengalir melalui sentuhan-sentuhan jemarinya pada Hercules kecilku.Sesaat kemudian ia melepaskan genggaman jemarinya, kedua tangannya meyelinap ke belakang tubuhku .... meremas pinggulku dan menariknya, berusaha untuk menggeser dudukku untuk lebih maju lagi ..... kubantu dengan menyorongkan pantatku ke depan .... punggungku kini setengah tersandar .... pantatku berada di ujung sofa ..... kedua kakiku semakin terbuka lebar ..... jagoanku tersandar dalam keadaan tegang ....Wajah Maria kemudian mendekat ..... lidahnya menjulur keluar dan ujungnya sesaat kemudian menyentuh kantung yang berada di bawah Hercules kecilku ..... menyelinap lebih ke bawah lagi ..... kehangatan jilatan lidahnya mulai terasa mengalir ..... ujung lidahnya semakin ke bawah .... dan semakin ke bawah ..... melewati batas paling bawah dari kantung yang berisi dengan dua bola itu ..... dan semakin ke bawah lagi .... nyaris menyentuh rectum-ku ..... tubuhku tergetar ..... tanpa kusadari pantatku sudah terangkat dengan sendirinya ....Maria kemudian menatapku ..... tak lama kemudian ia menggerakkan jilatan ujung lidahnya naik ke atas ..... perlahan-lahan ..... menggaris di antara rectum dan kantong bolaku ...... naik lagi ..... kedua matanya masih menatapku ..... menikmati setiap perubahan air mukaku yang semakin memerah dibakar api birahi ..... ujung lidahnya kini berada pada bagian akar Hercules kecilku .... salah satu tangannya menyelinap di antara belahan pantatku ..... menyentuh rectum-ku ..... dan merabanya ..... tubuhku tergetar lagi .... tangannya yang lain kemudian bergerak keluar dari belakang tubuhku ..... dengan satu jari ia menarik Hercules kecilku dari sandarannya untuk berdiri tegap ...... Maria melanjutkan perjalanan lidahnya ..... naik semakin ke atas ..... perlahan-lahan ..... setiap gerakan nyaris dalam beberapa detik ..... teramat perlahan ..... melewati bagian tengah ..... naik lagi ..... ke bagian leher ...... kedua tanganku tak kusadari sudah mencengkeram ujung sofa .....Ujung lidahnya naik lebih ke atas lagi dan .... Ops ! Hercules kecilku meronta ketika ujung lidahnya menyentuh bagian terbawah dari kepalanya .... perlahan-lahan dengan dibantu tarikan jari tangannya ia melanjutkan jilatan ujung lidahnya mengelilingi bagian bawah kepala Hercules kecilku ... desisan dari mulutkupun tak dapat kutahan lagi .... berulang-ulang ujung lidahnya bergerak berkeliling ..... perlahan-lahan .... setiap putaran kurasakan bagaikan kenikmatan yang tak pernah usai .... begitu nikmat .... begitu perlahan .... setiap kali kutundukkan wajahku melihat apa yang dilakukannya setiap kali itu pula kulihat Maria masih tetap memandang wajahku ....Sesaat kemudian Maria kulihat melepaskan tangannya dari tubuh Hercules kecilku, ia menyibakkan rambutnya ke samping .... satu jarinya kembali menarik bagian bawah tubuh Hercules kecilku .... dengan sedikit memiringkan kepalanya Maria kemudian mulai menurunkan wajahnya mendekati kepala Hercules kecilku .... sesaat kemudian ia mulai merekahkan kedua bibirnya .... ketika bibirnya nyaris menyentuh ia menghentikan gerakan turun wajahnya ..... ia kemudian membuka mulutnya lebih lebar .... kurasakan kehangatan hembusan napas dari mulutnya pada kepala Hercules kecilku ... pandangan matanya kini hanya tertuju pada ujung kepala Hercules kecilku .... ia semakin lebar membuka mulutnya ... lebih lebar lagi ... dan ..... Luar biasa, dengan berhati-hati ia memasukkan kepala Hercules kecilku ke dalam mulutnya tanpa tersentuh sedikitpun oleh bibirnya !!!Perlahan-lahan dengan sangat berhati-hati Maria semakin menunduk dan memasukkan Hercules kecilku lebih dalam lagi ke mulutnya .... kini seluruh bagian kepalanya sudah berada di dalam .... sesaat kemudian bergerak perlahan-lahan semakin jauh .... hingga di bagian tengah batang tubuh Hercules kecilku .... saat itulah kurasakan kepala Hercules kecilku menyentuh bagian terdalam mulutnya .... tubuhku tersentak sesaat ....Maria kemudian menempelkan seluruh lidahnya pada tubuh Hercules kecilku .... kedua bibirnya sesaat kemudian merapat .... kurasakan kehangatan yang luar biasa nikmatnya mengguyur sekujur tubuh Hercules kecilku ... perlahan-lahan kemudian kepala Maria mulai naik dengan gerakan spiral ... bersamaan dengan itu pula kurasakan tangannya menarik turun bagian bawah batang tubuh Hercules kecilku .... hingga ketika bibir dan lidahnya mencapai di bagian kepala .... kurasakan bagian kepala itu semakin membengkak dan sensitif .... begitu sensitifnya hingga bisa kurasakan kenikmatan hisapan dan jilatan Maria begitu merasuk dan menggelitik seluruh urat-urat syaraf yang ada di sana .... selesai melumat kepala Hercules kecilku ia perlahan kemudian menundukkan kepalanya lagi ..... mengulanginya dengan cara yang sama ..... turun .... naik dengan gerakan spiral .... tangan mengocok ke bawah ..... menjilat .... menghisap .... turun lagi ... begitu seterusnya berulang-ulang .... aku tak mampu lagi menatapnya .... tubuhku semakin lama semakin melengkung ke belakang .... kepalaku sudah terdongak ke atas ... kupejamkan mataku ....Maria begitu luar biasa melakukannya ... tak sekalipun kurasakan giginya menyentuh kulit Hercules kecilku ... tangannya yang lain tak henti-hentinya meraba rectumku ... terkadang meraba disekelilingnya ... terkadang ia menyentuhkan ujung kukunya tepat di tengah-tengahnya .... Hercules kecilku semakin meronta-ronta .... denyut-denyut nikmat semakin kurasakan belarian di sepanjang tubuh Hercules kecilku .... seluruh otot di tubuhku serasa meregang .... tak kusadari mulutku mengeluarkan erangan-erangan kenikmatan .... silih berganti dengan namanya yang entah sudah berapa kali kuteriakkan .... semakin lama kenikmatan itu semakin menggila .... tubuhku menggelinjang ke sana kemari .... pikiranku sudah melayang-layang jauh entah ke mana .... tak kusadari lagi sekelilingku .... terhempas oleh gelombang kenikmatan yang mendera seluruh urat syaraf di tubuhku ..... yang semakin tinggi .... dan semakin tinggi ... dan ketika aku nyaris sampai di tepi pantai letak puncak kenikmatan .... kurasakan ada sesuatu yang menahan laju perahu birahiku ..... aku menggeliat ... meronta .... berusaha melepaskan sesuatu yang menahan laju perahuku .... namun tarikan yang menahan itu juga semakin kuat .... perlahan-lahan kemudian aku kembali ke alam sadarku .... kurasakan sesuatu memijit dan mengurut belakang leherku ... kubuka mataku ..... kulihat wajah Maria tersenyum berada di depan wajahku, tangan kirinya berada di belakang leherku , kutengok ke bawah, tangan kanannya menggenggam dengan erat persis di bagian leher Herculesku, mencekiknya ....."Wait lover ... save it for me .... I have better place for that ... ", bisiknya sambil tersenyum dan menepuk-nepuk pipiku.Gila ! Luar biasa ! Belum pernah kualami hal seperti ini. Memang ada beberapa diantara wanita-wanita yang pernah 'mengayuh perahu birahi' bersamaku terkadang juga suka mengendalikan. Tapi belum pernah aku dikendalikan seorang wanita dengan cara sedahsyat yang barusan kualami. Maria benar-benar menguasainya, ia dengan lihainya telah menyeret diriku ke dalam gelombang kenikmatan, kemudian mengayun dan menghempaskannya, dan akhirnya menghentikannya di saat yang tepat sebelum tenggelam."You must be goddess ....", bisikku sambil menggeleng-gelengkan kepala terkagum-kagum oleh kehebatannya.Maria tertawa manja."Eh, bisa mati tuh kalo kamu cekik terus begitu ...", bisikku lagi merasakan genggaman tangannya yang tak kunjung mengendur pada Hercules kecilku.Maria tertawa geli, "Is he okay now ? Jangan sampe mati donk .... bisa gila aku nanti ...", balasnya sambil melepaskan genggamannya pada Hercules kecilku yang masih berdiri tegap namun sudah lebih tenang. Sesaat kemudian ia bergerak menempatkan kedua lututnya di samping pinggangku , kedua telapak kakinya menekan sisi luar kedua pahaku dan perlahan kemudian ia merangsek lebih maju lagi, bibir gua kenikmatannya menempel pada perutku, kedua tangannya kemudian memegang wajahku.Ia merunduk dan mengecup bibirku .... kuusap punggungnya .... dan turun kebawah meremas bongkahan seksi pantatnya ....Maria kemudian mulai menaikkan bagian bawah tubuhnya lebih tinggi lagi .... kusorongkan bagian bawah tubuhku lebih maju lagi hingga pantatku lepas dari sofa.Tangannya tak lama kemudian mulai menggenggam Hercules kecilku ..... pada saat itulah tanpa kusengaja dari balik ketiak Maria kulihat seseorang memutar handle pintu ruangan kantor Maria .... pintu itu akhirnya tanpa mengeluarkan suara terbuka sedikit demi sedikit .... dari celah pintu itu kulihat ada kepala menyelinap masuk .... kepala si Dessy sekretaris Maria !!!Ia rupanya tak mengetahui kalau aku melihatnya, matanya terbelalak menatap pemandangan luar bisa yang ada di depannya, mulutnya ternganga ketika ia melihat Maria yang membelakanginya dalam posisi setengah berlutut sedang menggenggam Hercules kecilku .... dan menuntunnya untuk segera mendobrak pintu gerbang kenikmatannya .....Ketika ujung kepala Hercules kecilku sudah berada di tempat yang tepat, Maria perlahan menurunkan pantatnya .... ujung kepala Herculesku menyentuh pintu gerbang itu .... Maria mendesah .... sesaat kemudian ia mendesakkan miliknya untuk lebih turun ... dan lebih turun lagi ... ujung kepala Herculesku mulai menyelip diantara celah yang mulai membuka itu .... Maria berusaha mendesakkan lagi tubuh bagian bawahnya .... tertahan .... didesaknya lagi .... masih tertahan .... Maria membuka kedua lututnya lebih lebar lagi ..... ia kemudian mendesakkan lagi pintu gerbangnya .... perlahan-lahan dengan susah payah kepala Hercules kecilku menyelinap masuk .... terjepit erat .... tubuh Maria tergetar sesaat .... ia kemudian melepaskan genggaman tangannya .... kedua tangannya kini setengah bertumpu di dadaku .... perlahan-lahan kemudian ia menurunkan bagian bawah tubuhnya semakin ke bawah .... dan perlahan-lahan pula kurasakan batang tubuh Hercules melesak masuk menelusuri gua kenikmatan Maria .... mili demi mili .... begitu sesak kurasakan .... walaupun terasa pula sangat licin dan hangat .... dan seiring dengan itu rintihan kenikmatan Maria terdengar ... semakin dalam Hercules kecilku menerobos masuk, kepala Maria semakin terdongak ke atas .... hingga akhirnya gerakan turun tubuhnya terhenti .... kurasakan kepala Hercules kecilku menyentuh bagian dasar gua kenikmatan itu .... Maria terduduk dengan terengah-engah .... kuremas-remas pinggulnya .... beberapa saat kami terdiam dalam posisi seperti itu ...Maria kemudian menundukkan wajahnya, bibirnya menghampiri dan melumat bibirku .... lidahnya masuk ke dalam mulutku dan saling memilin dengan lidahku .... sesaat kemudian ia mengecup dan melumat leherku."Mmmmhhhh .... kasih tanda ...ehhhhh ..... supaya dia pergi ....", bisiknya sambil mendesah di telingaku membuatku terkejut karena ternyata ia juga tahu kalau ada yang mengintip.Dan ketika kuperhatikan lagi si Dessy yang sedang mengintip di antara celah pintu itu tampak menutup mulut dengan tangannya, terperangah oleh pemandangan yang mengusik nafsu birahinya.Untuk mengusirnya pergi akhirnya dengan iseng kulambaikan tanganku ke arahnya, seolah-olah memanggilnya untuk mendekat. Kulihat mata Dessy terbelalak, rupanya ia terkejut karena aku mengetahui kehadirannya, sedetik kemudian ia buru-buru merapatkan kembali pintu itu."Gara-gara kamu iseng di telpon tuh ...", bisik Maria sambil tersenyum. "Kamunya aja yang keterlaluan merintih-rintih ...", balasku menggoda. "Ihh ... kamu emang gila kok .... pantesan si Dessy ... auchhh ...", Maria menjerit lirih ketika di tengah pembicaraannya kusodokkan Hercules kecilku menekan dasar liang surga dunianya."Awas kamu ya ...", Maria meremas dadaku dan menggoyangkan pinggulnya berputar-putar .... ahhhhh .... Hercules kecilku bagaikan dipelintir dengan lembut .... kulumat puting susunya dengan bibirku ... Maria menggelinjang dan merintih .... sambil menggoyang berputar pinggulnya bergerak naik perlahan ..... batang Hercules kecilku bergerak keluar hingga hanya kepalanya saja yang tertinggal di dalam .... perlahan-lahan pinggul Maria bergerak turun .... hingga mentok ke bagian dasar .... kemudian naik lagi dengan gerakan berputar .... turun lagi .... begitu seterusnya ....Bukan kepalang nikmat yang kurasakan .... tubuhnya naik turun perlahan-lahan .... seiring dengan desah dan rintihannya .... kedua tangannya tak henti-henti meraba dadaku .... terkadang ia memilin kedua puting susuku dengan jarinya .... terkadang ia mengerang ketika Hercules kecilku yang sudah mencapai dasar liangnya masih kutekan lebih jauh ke atas lagi .... pikiranku kembali melayang-layang .... terombang-ambing di tengah samudera birahi .... seluruh indera tubuhku seakan terpaku kepada kenikmatan syahwat yang sedang menjajahku .... menyaksikan seorang wanita yang cantik dengan tubuh mulus seksi bergerak naik turun memompakan kenikmatan demi kenikmatan ke sekujur tubuhku .... kurasakan Hercules kecil bagaikan seorang narapidana yang tersekap di penjara .... meronta .... menerjang-nerjang .... mengerahkan seluruh kekuatannya untuk bertahan .... namun himpitan dinding penjara itu lebih banyak mengendalikannya ..... membuatnya semakin lama semakin tak berdaya .... kurasakan waktu baginya sudah tak lama lagi .... kukerahkan segenap kemampuanku untuk bertahan .... kucoba mengatur napasku yang terengah-engah .... Maria melumat bibirku .... ahhhh .... betotan nafsu yang dipompakannya lebih berkuasa ketimbang akal pikiranku .... nikmat yang kurasakan semakin memuncak .... kucoba untuk memasukkan segala sesuatu ke dalam otakku .... sistem analisa, struktur organisasi, komputer, design, 2x2=4,4x4=16,16x16=.... terlambat ..... kurasakan Hercules kecilku sudah berdenyut-denyut ...."Ahhhhh .... biarin .... biarin nDra .... ssshh ... let it go ....mmmhhh ....", bisiknya sambil mendesah, rupanya ia mengerti aku sedang berjuang untuk menahan ejakulasiku ketika dilihatnya aku terdiam dengan mata terpejam.Maria kemudian memeluk dengan erat leherku ... menarikku hingga tubuh kami melekat dan menyatu .... sesaat kemudian bibirnya merapat ke bibirku ... kami saling melumat bibir .... Maria sesaat kemudian menggerak-gerakkan pinggulnya tanpa menaik turunkan pantatnya .... dan kurasakan Hercules kecilku bagaikan dikocok-kocok oleh sebuah tangan yang sangat lunak dan licin .... terkadang terasa ada remasan-remasan lembut .... Maria juga seakan terbawa oleh kenikmatan yang diberikan kepadaku .... ia merintih dan mengerang di telingaku .... kurasakan waktuku sudah semakin sempit ..... kupeluk tubuhnya dengan sejadi-jadinya .... kenikmatan sudah berada di pinggir puncaknya ... Herculesku bergetar-getar semakin keras dan .... satu ... dua .... "Yahhhh .... lepasin .... ahhhhh ..... lepasin nDra".Getaran itu semakin keras .... tiga ... empat ...."Ahhh ... mmhhhh .... c'mon lover .... mmhhhhh ....", bisiknya.Seluruh tubuhku kini bergetar dengan keras .... lima .... jebol .... Hercules kecilku memuntahkan isi perutnya .... menyembur-nyembur .... membasahi bagian dasar rongga kenikmatan Maria .... tak kusadari aku sudah mengangkat tubuhku berikut tubuh Maria lepas dari sofa .... setengah berdiri ...Perlahan aku menurunkan tubuhku duduk kembali, kusandarkan kepalaku, menikmati sisa-sisa gelombang kenikmatan yang baru saja kualami.Napasku terengah-engah, begitu pula Maria."Ouchh ... hhhhhh .... thats right ... mmhhh ... so beautiful ...", bisik Maria sambil mengecupi bibir dan keningku.Namun kenikmatan itu berbaur dengan kekecewaan di dalam hatiku. Chicken boy ! Loyo ! Kampungan, gerutuku dalam hati mengutuk diriku yang tak mampu memberikan kepuasan kepada seorang wanita. Kutahu Maria belum sampai ke puncak kenikmatannya.Maria tak bergeming dari posisinya, Hercules kecilku yang masih berada di dalam rongga kenikmatannya kini kurasakan sedikit melembek ."You're so good, that was so nice Maria. Sorry, aku mengecewakan kamu ...", bisikku meminta maaf."It's okay ...", bisiknya kemudian mengecup lembut bibirku.Maria kemudian menjulurkan tangannya meraih gelas di meja yang masih beirisi sisa minumannya. Ia meneguknya sesaat, kemudian menyorongkannya ke bibirku, kuteguk hingga habis sisa minumannya. Minuman dingin itu begitu nikmat membasahi kerongkonganku yang kering setelah 'berolah raga'.Maria kemudian mencoba merengkuh tubuhku, kutahu keinginannya untuk berpelukan, kusorongkan tubuhku, kedua tanganku kulingkarkan ke punggungnya. Kami berpelukan erat.Tak lama kemudian, ada rasa dingin kurasakan pada punggungku, rupanya Maria menempelkan gelas yang tinggal berisi es batu itu ke punggungku. Rasa dingin itu perlahan-lahan bergeser naik ke atas dan berhenti di tengkukku. Nikmat rasanya. Sesekali tangannya yang lain memijit-mijit. Tak lama kemudian seluruh tubuhku terasa segar kembali, rasa dingin dari gelas dan pijitan-pijitan Maria itu telah mengusir rasa penat setelah bercinta yang kurasakan.Kurasakan bibir Maria yang sejak tadi berada di leherku kini mulai mengecupinya .... saling berganti dengan lidahnya yang juga mulai bereaksi .... mengalirkan rasa hangat ke dalam tubuhku .... silih berganti dengan rasa dingin pada tengkukku ... amboy .... kuresapi nikmatnya perlakuan Maria pada diriku itu ....Wait !!!Ada sesuatu yang kurasakan pada bagian bawah tubuhku .... Ahhh .... kurasakan pada Hercules kecilku yang sudah melembek itu ada sesuatu yang meremas-remasnya .... darahku berdesir menyadari apa yang dilakukan Maria dengan menggunakan rongga kenikmatannya pada Hercules kecilku .... remasan-remasan itu semakin terasa seiring dengan mulai tegapnya tubuh Hercules kecilku .... satu dua kali terkadang Maria menggerakkan pinggulnya .... Hercules kecilku semakin tegap .... salah satu tangan Maria bergerak ke belakang tubuhnya .... turun mengusap kantong perbekalan Hercules kecilku .... gladiator kecilku mulai meregang keperkasaannya .... otot-otot si seluruh tubuhnya mulai meregang .... bak binaragawan yang sedang berlomba .... kepalanya semakin lama semakin menjulur ke atas .... Maria semakin menggoyangkan pinggulnya .... dan .... Happ !!! Kepala Hercules kecilku menyentuh bagian dasar gua kenikmatan Maria. Tubuh Maria tergetar sesaat."Yesss !!! I knew it ! I really knew it !", sorak Maria dengan suara berbisik, matanya berbinar-binar."Apaan sih ?", tanyaku sambil tersenyum."Nggak usah tanya-tanya ah ! You're really my lover. Jagoan ! Hebat kamu, cuman semenit udah .... hi...hi...hi", Maria terkekeh.Aku hanya tersenyum, dalam hati aku benar-benar angkat topi kepadanya. Ia benar-benar pandai menghargai perasaan pasangannya. Padahal kalau kupikir-pikir sebenarnya kalau nggak dari upayanya yang lihai itu mana mungkin aku bisa siap 'tanding-ulang' dalam waktu secepat itu. Kebiasaanku paling tidak butuh setengah jam, itupun kalau nggak ketiduran.Maria menjulurkan tangannya untuk meletakkan gelas minumannya di meja. Ia menggerakkan tubuhnya naik, perlahan-lahan mengeluarkan Hercules kecilku dari rongga kenikmatannya, dan sebelum bagian kepalanya terlepas ia menggenggam bagian bawahnya, kemudian ia melanjutkannya hingga tinggal ujung kepala Hercules kecilku yang masih menempel di mulut gua kenikmatannya.Maria terdiam beberapa saat dalam posisi seperti itu, dan perlahan-lahan cairan muntahan Hercules kecilku keluar dari dalam guanya, menetes dan jatuh ke kepala Hercules kecilku, kemudian mengalir ke bawah membasahi pangkal pahaku.Setelah tak ada lagi yang menetes keluar, Maria mengambil tissue yang ada di atas meja, perlahan-lahan ia membersihkan cairan yang membasahi pangkal pahaku itu, tanpa membuat ujung kepala Hercules kecilku terlepas dari bibir liang syahwatnya.Sesaat kemudian ia membuang tissue itu dan menggerakkan tubuhnya turun, membenamkan kembali Hercules kecilku untuk masuk ke dalam kehangatan rongga yang licin itu .... ia menggigit bibir bawahnya .....Dan bagiku itu adalah suatu tanda untuk memulai lagi perjalanan bahtera birahi kami.Kurengkuh tubuhnya dan tanpa memisahkan tubuh kami yang sudah menyatu perlahan kubaringkan ia pada sofa itu. Kuletakkan kepalanya pada sandaran tangan sofa. Tubuhku bertumpu pada siku menindih tubuhnya .... Kami saling berpandangan ..... kubelai rambutnya .... ia mengusap dadaku ...."Kamu luar biasa ....", bisikku dengan nada kagum kepadanya."That's nothing .... I know that guys always better in the second round, coba lihat nanti", ucapnya dengan tersenyum menggoda."Hmmm ... you should be a goddess ...", ujarku memuji."Which one, Venus atau Aphrodite ?", tanyanya bercanda."Both !", balasku bercanda."Enough of this chit-chat !", sergah Maria, bibirnya melumat bibirku.Aku mulai menarik mundur prajuritku .... perlahan-lahan .... Maria semakin ganas melumat bibirku .... kudorong maju lagi .... mundur .... maju .... semuanya dengan perlahan-lahan .... kedua tangan Maria pun tak tinggal diam .... berkeliaran di belakang tubuhku .... ia melepaskan lumatannya pada bibirku dengan napas terengah-engah .... dan sesaat kemudian telah berubah menjadi desah dan rintihan .... tubuhnya mulai menggelinjang ..... sesaat kemudian ia menumpangkan salah satu kakinya ke atas sandaran sofa .... mengangkang lebih lebar .... kedua tangannya kemudian merayap ke pantatku .... meremas dan menekannya .... setiap kali bergerak naik ke atas ia selalu menekannya kembali .... kucoba agak mempercepat gerak naik turunku .... ia kini melepaskan tekanan tangannya ..... kusadari keinginannya .... kuturunkan salah satu kakiku memijak lantai .... perpaduan posisi tubuh kami kini membuatku lebih leluasa untuk bergerak makin cepat .... pinggul Maria mulai bergerak mengimbangi .... kupercepat gerakanku .... kupercepat lagi hingga batas yang memungkinkan .... kupertahankan kecepatan itu tanpa mengurangi atau melebihinya .... kurasakan rongga kenikmatan Maria semakin membasah dan licin .... mulutnya tak henti-hentinya mendesah .... merintih ... mengerang .... kukerahkan seluruh tenagaku untuk memompakan terus kenikmatan demi kenikmatan kepadanya .... kurasakan kebenaran ucapannya ..... "guys always better in the second time" .... tak ada sama sekali tanda-tanda kekalahan pada Hercules kecilku .... ia begitu perkasa .... meregangkan seluruh otot-otot ditubuhnya untuk bertempur dengan gegap gempita .... mendesak .... menerjang kesana kemari .... tak memberi kesempatan sedikitpun kepada musuh untuk menguasai jalannya pertempuran .... memporak porandakan seluruh pertahanan musuh ....Maria semakin larut dalam kenikmatan .... bagian belakang tubuhku mulai dari punggung hingga pantat habis diremas-remasnnya .... ia kemudian menaikkan kedua kakinya melingkari pinggangku .... kedua tumitnya saling mengait .... mengunci tubuhku .... kedua tangannya menarik dan menekan pantatku .... pinggulnya naik bergerak ke atas menyambut setiap gerak turun tubuhku .... seolah ingin membantu menghujamkan Hercules kecilku lebih dalam lagi ke dasar liang kenikmatannya ....Keringat mulai mengucur di seluruh tubuhku jatuh dan bercampur dengan keringat tubuhnya .... kedua tubuh kami bagaikan di hempas gelombang badai .... terbanting-banting ke sofa .... tulang pubic kami secara ritmis saling bertabrakan .... menerbitkan pekikan-pekikan lirih dari mulutnya .... wajahnya kian memerah .... kedua alisnya semakin mengernyit .... kurasakan dinding-dinding rongga kenikmatannya semakin lama semakin menghimpit ..... otot-otot didalamnya semakin terasa meremas-remas .... kulihat kedua matanya sudah setengah terpejam .... mulutnya setengah terbuka dengan lidah mengambang di tengah-tengahnya .... ia rupanya sudah berada di ambang puncak kepuasannya.Tak lama kemudian ia memeluk diriku sejadi-jadinya ..... kubalas dengan memeluk erat tubuhnya ..... kubenamkan Hercules kecilku sedalam-dalamnya .... hingga menyentuh dasar ..... dan kubiarkan terdiam menekannya .... kunanti saat-saat yang paling mengesankan itu .... dan tak lama kemudian .... dinding-dinding rongga kenikmatannya mulai berkontraksi .... semakin lama semakin keras .... dan semakin keras .... berkontraksi dengan hebat .... Maria memekik lirih .... kugerakkan pinggulku maju mundur perlahan-lahan .... sambil menekan tulang pubicnya dengan bertenaga .... kudekap dengan erat bongkahan pantatnya .... kontraksi itu semakin berkelanjutan ..... seiring dengan gerakan pinggulku .... dibarengi oleh pekikan-pekikan lirih Maria ..... seluruh tubuhnya bergetar hebat .... entah sudah berapa kali ia meneriakkan namaku disela-sela pekikannya .... hingga ia tak sanggup lagi meneriakkan pekik nikmatnya itu ... agaknya kenikmatan itu terlalu memuncak baginya ... Maria menggigit bahuku .... beberapa detik lamanya .... hingga akhirnya pelukannya mulai mengendur .... tangannya menahan pinggulku untuk menghentikan gerakannya .... tubuhnya terkulai .... kusandarkan kembali kepalanya .... ia terpejam dengan napas terengah-engah ....Mungkin hampir dua menit lamanya ia dalam keadaan seperti itu, kubiarkan ia menikmati sisa-sisa kenikmatan yang barusan dirasakannya.Napasnya semakin teratur dan tak lama kemudian ia membuka kedua matanya. "Beautiful .......", bisiknya lirih.Aku hanya tersenyum, kuusap keningnya yang basah oleh keringat, kemudian kukecup dengan lembut.Kedua tangannya kemudian mengusap punggungku, menyapu keringat yang membasahi di sana, kemudian wajahku, dadaku ....Jari tangannya bagaikan otomatis memilin puting dadaku .... membuatku meggelinjang ..... Hercules kecilku yang masih berdiri tegar dan kokoh menggeliat di dalam benaman rongga kenimatannya ....."I want more ....", bisiknya dengan suara mendesah."My pleasure lady ....", sahutku dan kemudian mulai mengecup dan melumat bibirnya.Sesaat kemudian aku mulai bergerak lagi .... memompakan kenikmatan bagi kami berdua .... yang semakin lama semakin memuncak .... desah dan rintihannya kembali menggema memunuhi ruangan .... seiring dengan gelinjang dan geliatan tubuhnya .... pinggulnya menari-nari mengimbangi setiap ayunan tubuhku .... kurasakan dinding-dinding rongga kenikmatannya semakin sensitif ..... hampir dalam setiap gerakan tubuhku disambutnya dengan remasan-remasan ..... otot-ototnya mencengkeram dan melepas bergantian .... seiring dengan keluar masuknya Hercules kecilku .... mencengkeram disaat ia hendak keluar .... dan melepaskannya ketika masuk ..... begitu nikmat .... dan kenikmatan itu begitu terasa menguasai seluruh urat syarafku .... nyaris kembali membobolkan pertahananku ..... namun Maria tak membiarkannya .... ia menekan pinggulku untuk berhenti bergerak .... dan terdiam beberapa saat untuk mengendorkan serbuan rasa nikmat yang menguasai diriku .... hingga aku mampu mengontrol kembali diriku .... dan bergerak lagi ... menabuh irama birahi bersamanya .... dan menarikan tarian nafsu birahi .... menggelinjang .... menggeliat ..... merintih .... mendesah .... mengerang .... silih berganti .... dan menghentikannya disaat aku mulai kehilangan kendali .... demikian seterusnya.Entah sudah berapa kali aku terhenti untuk mengendalikan diriku, terkadang aku sendiri mampu mengontrolnya namun tak jarang pula Maria dengan piawainya mengetahui dan menghentikan irama percintaan kami, namun dengan cara bercinta seperti itu yang jelas sudah beberapa kali kurasakan serangkaian kontraksi pada dinding liang kenikmatannya yang diiringi pekik-pekik lirihnya.Maria benar-benar mengendalikan diriku, aku bagaikan 'sex-machine' baginya, bagaikan 'kuda Troja' yang ditunggangi untuk mengantarnya berkali-kali ke puncak kenikmatannya, namun aku tak perduli, karena kenikmatan yang kurasakan juga benar-benar membuai diriku, begitu lama, begitu panjang, membuatku lupa akan dunia nyata, lupa waktu, lupa berada di mana, yang ada hanya diriku dan dirinya di suatu tempat yang kutak tahu dimana dan apa namanya, semuanya begitu maya.Tubuhku dan tubuhnya sudah bersimbah peluh hasil olah asmara kami, namun semua itu tidak kami perdulikan, kami terus bergerak dan bergerak.Maria kemudian berbisik di telingaku meminta untuk berada di atas ketika dilihatnya kedua tanganku yang menopang tubuhku tak kusadari sudah gemetaran.Dengan serta merta kuangkat tubuhnya untuk duduk dipangkuanku, Maria membalas dengan memeluk erat tubuhku, kemudian dengan berhati-hati kuputar posisi tubuhku dan perlahan-lahan rebah bersandar menggantikan tempat Maria, tanpa melepaskan sedikitpun pertautan tubuh kami.Maria kemudian mulai menggerakkan pinggulnya .... kedua tangannya bertumpu pada dadaku .... sesekali tubuhnya membungkuk mendekat dan kemudian bibirnya melumat bibirku .... lidahnya terkadang menyelinap masuk dan memilin lidahku .... dan jika tubuhnya menjauh dengan serta merta kuciumi buah dadanya .... kuhisap puting susunya .... membuatnya semakin mengerang-erang nikmat .... kedua tanganku tak henti-henti menjalari seluruh tubuhnya ... punggungnya .... pinggulnya ... kedua bukit pantatnya ..... dan meremas-remas di sana .... menyentuh dan meraba rectumnya .... tubuhnya semakin hebat menggelinjang dan menggeliat..... dan serta merta pula kurasakan remasan-remasan pada sekujur tubuh Hercules kecilku semakin menjadi-jadi .....Kami bagaikan sepasang pendaki yang sedang menjelajahi rimba asmara .... bergegas .... berpacu ..... mengerahkan seluruh tenaga .... untuk bersama-sama menuju ke puncak kenikmatan .... terkadang salah satu diantara kami tertinggal .... maka yang lain menunggu dan menggapai untuk kembali berpacu bersama ..... saling memacu .... saling menunggu .... seolah ada kata sepakat yang tak diucapkan ..... hasrat yang tak tersirat .... yaitu ingin meraih puncak itu secara bersama-sama .... kata-kata "Tunggu !", "Wait !", "Not now !" dan semacamnya silih berganti terucap oleh kami berdua ....Upaya itu akhirnya tak sia-sia ketika Maria melihatku meregang menahan nikmat dan kurasakan pula kontraksi liang kenikmatannya mulai terasa .... dengan satu jeritan lirih ia menghujamkan pantatnya ke bawah sejauh-jauhnya ..... Hercules kecilku melesak masuk hingga ke akar-akarnya .... Maria kemudian merebahkan tubuhnya menindih tubuhku ..... ia memeluk dan membenamkan wajahnya di samping wajahku .... kupeluk dengan erat punggungnya .... kedua kakinya tak lama kemudian merapat ..... dinding rongga kenikmatannya semakin hebat menghimpit seluruh tubuh Hercules kecilku .... kemudian ia menggerakkan pinggulnya naik turun dengan hanya mengkontraksikan otot yang ada di pantat dan pinggulnya .... mengocok dan meremas batang tubuh Hercules kecilku .... perlahan-lahan ..... denyut-denyut di sekujur tubuh Hercules kecilku bagaikan saling sahut menyahut dengan kontraksi liang kenikmatannya .... semakin lama semakin intens ..... Maria mengerahkan segala kemampuannya untuk menggiring gelora kenikmatan kami selama mungkin ..... tak sekalipun ia mempercepat gerakan pinggulnya ..... tetap perlahan-lahan ..... menggecak .... meremas .... mengocok ..... rintihan dari mulutnya semakin menjadi-jadi ..... silih berganti dengan namaku yang disebut-sebutnya ..... tubuhku dan tubuhnya semakin meregang ..... otot-otot diseluruh tubuhku seakan dibetot keluar secara perlahan-lahan .... semakin lama pelukan kami semakin menggila ..... kami berdua terengah-engah berusaha menarik napas yang semakin lama semakin sulit ..... seiring dengan kenikmatan yang sudah di ambang batas puncaknya .... sejengkal demi sejengkal ..... langkah demi langkah ..... berusah meraih puncak kenikmatan ..... kutahan napasku .... dan mungkin juga sudah tak mampu bernapas lagi ..... dan ..... Byarrr !!! Tergapailah puncak kenikmatan itu ..... gelombang demi gelombang kenikmatan menerpa tubuh kami berdua ..... Maria menjerit-jerit histeris ..... saling memeluk dan merengkuh dengan diriku .... seakan hendak meluluh lantakkan masing-masing tubuh kami ..... gelombang itu tak surut-surutnya melempar-lemparkan kedua tubuh kami ke dalam samudera kenikmatan ..... bagaikan pusaran air ... menghisap dan menelan tubuh kami ke dalamnya ..... hingga akhirnya kurasakan mataku berkunang-kunang ..... pikiranku melayang-layang ..... sekelilingku serasa buram ..... samar-samar .... yang ada hanya nikmat yang kurasakan menggedor-gedor seluruh jiwaku ..... tak kusadari lagi semua yang ada di luar diriku ..... bahkan tubuhku sendiri sudah tak terasa lagi ..... entah ada entah tiada .....

Nikmatnya bercinta ngeseks ml ngentot di bath tube

Kurang lebih 4 bulan sudah saya berada di negara paman sam , yang di mana saya telah merasakan nikmat nya bercinta dengan orang bule keturunan puertorico .Sebut saja nama saya Tha ,pasti anda-anda tahu tentang cerita saya bercinta dengan teman sekerja saya . Kehidupan yang cukup rumit ku rasakan selama saya hidup bersama orang tua saya , dimana papa ku yang tidak begitu senang bila saya taat pada agama yang saya peluk , membuat saya punya inisiatif hidup mandiri , awal nya sulit sekali , sampai pada suatu saat datang pertolongan dari teman sekerja saya yang bernama dough , saya di persilah kan menempati kamar kosong yang ada di rumah nya . Saya lupa hari dan tanggal pada saya pindah kerumah teman saya itu , teman saya memperkenal kan saya pada istri dan anak nya yang baru berumur 5 tahun , istri nya bernama marry , anak nya bernama dean .Saya di ajak kelantai tiga dari rumah itu , lumayan panas suhu dari kamar itu tapi untung nya mereka menyediakan pendingin ruangan yang cukup dingin buat kulit orang asia seperti saya , kamar yang saya tempati cukup luas , dengan lebar 4 m , dan panjang 6 m .Saya di persilah kan memakai segala fasilitas yang ada di rumah itu , tentu nya dengan kesadaran membayar . Hari itu saya harus kerja jadi saya belum bisa memberes kan segala macam barang yang saya bawa , saya kerja pada malam hari , dengan alasan supaya rutinitas saya sama dengan di jakarta , karena perbedaan waktu . Hari-hari terus berlalu ,tak terasa 2 minggu sudah saya di rumah itu , tanpa pernah melupakan kegiatan beragama setiap minggu nya , saya senang sekali bisa lebih mendekat kan diri pada Nya , walaupun dosa yang telah saya perbuat teramat banyak , tapi keinginan saya untuk bertobat besar sekali .Pada hari itu saya libur 2 hari sedang kan teman saya dough di harus kan kerja , kami berbeda shift , sementara saya kerja malam , dia kerja pada pagi hari .Siang itu terasa panas sekali , pendingin di kamar saya mati kan karena malam tadi saya kedinginan , lalu saya memutut kan untuk berenang di kolam halaman belakang , dengan memakai celana pendek dan kaos saya turun ke bawah , begitu saya melewati kamar teman saya itu , terlihat dari celah pintu ( entah kenapa saya selalu dapat melihat tubuh wanita telanjang tanpa sengaja dari celah pintu yang tidak tertutup rapat ) , saya lihat istri teman saya sedang mengganti baju nya dengan baju renang , tanpa mengenakan 'cd' dan bh , di kenakan nya baju renang yang cukup seksi , tubuh nya memang sempurna , ternyata dia mengajak anak nya juga , saya langsung turun ke bawah , walaupun di benak ku masih membayang kan apa yang baru saja saya lihat , aku duduk di pinggiran kolam terlihat marry dan dean anak nya datang , lalu marry berkata "are you going to swimming too ?" , " yes " , jawab saya singkat , " well, we can swimming together " marry memberitahukan , tanpa kujawab aku langsung membuka kaos , tanpa membuka kaca mata oakley ku ceburkan diri ku ke kolam , segar rasanya , lalu kulihat marry membimbing anak nya , lalu ku hampiri marry yang masih berdiri di kolam dangkal yang bersama anak nya itu , "let me help you marry " kata ku , "oh thank's tha " jawab nya ,kupegangi anak nya , lalu marry berkata " let him swim , he's just too lazy " , lalu aku lepas genggaman tangan ku , lalu ku berkata " lets we race marry " , " ok " , begitu hitungan ketiga kami berdua meluncur , karena sudah lama tidak berenang di tengah kolam aku meluncur ke samping kanan ku , lalu tanpa di sengaja aku melewati nya dari atas , penis ku memang tegang dari tadi , pantat nya bergesekan dengan penis ku , wow nikmat sekali dalam batin ku , lalu ku hentikan gaya renangan ku , saya hanya berdiri di tengah kolam , begitu juga marry , lalu .." I'm so sorry marry , it was my bad " , " oh it's ok tha " jawab nya sambil menghampiriku , kami terdiam berpandangan mata , entah setan dari mana tiba-tiba ia berkata " what do you think if I touch yours like this ? " sambil meremas lembut penis ku , aku hanya terdiam , tak mau kalah aku juga berkata "what do you think if touch this too ? " tangan ku masuk kedalam baju renang nya , kuremas buah dada yang cukup menantang itu , kepala ku ko toleh kan ke arah anak nya yang masih mencoba berenang ke arah marry , lalu ku bilang " I'm done , I'm going to the bath room" sambil mengangkat tubuh ku ke atas kolam , ku raih kaos ku , saya berusaha untuk tenang agar tidak terjadi sesuatu di depan anak nya . Di kamar mandi aku benar-benar tidak bisa melupakan kejadian yang baru saja saya alami , tak lama pintu kamar mandi ku di ketuk "who is it ?" pintu terbuka ,dan kembali tertutup dan ku dengar seseorang mengunci pintu itu tanpa menjawab pertanyaan , ku buka tirai bath tub ku lihat marry berdiri membelakangi sambil membuka baju renang nya , saya terdiam lalu dia membalikan badan nya , saya menelan ludah melihat tubuh yang sangat perfect menghampiri ku , pikiran saya benar-benar kacau pada saat itu , teringat pada pacarku , teringat ericka gadis puertorico itu , teringat pada dosa , teringat pada Nya , tapi ternyata nafsu setan lebih kuat dalam diri ku , ku biar kan marry masuk ke dalam bath tub , tanpa ada kata-kata yang terucap dari mulutnya , di raih nya leher belakang ku lalu di cium mesra bibir ku , saya balas ciuman nya , kami berdua sudah sama-sama kerasukan setan , ku peluk dia tangan kanan ku meremas pantat nya yang mulus dan tangan kiri ku meremas buah dada nya , marry pun tak mau kalah di raih nya penis ku di gesek-gesek kan nya pada bagian luar vagina nya , kulihat marry sudah tidak tahan , kanannya di angkat bertumpu pada sisi bath tub di arah kan nya penis ku ke vagina nya , tapi ku tahan , saya turun kan kaki nya , lalu saya rebah kan badan marry di bath tub , dia menurut saja ku mati kan keran air yang berada di kaki nya , ku jilati kaki kanan nya terus ku jilati turun ke arah pangkal paha nya , begitu sampai di di depan vagina nya ,ku jilati bibir vaginanya , tubuh nya bergetar dan dia mendesis ku terus kan jilatan ku naik ke arah dada nya , ku kulum pentil nya , marry hanya bisa mendesah-desah , lalu di dorong nya kepalaku ke bawah , lalu di tekan nya kepala ku ke vagina nya yang di tumbuhi bulu-bulu pirang yang terlihat terawat rapi , ku tepis kan tangan nya di kepalaku , ku pandangi dia lalu ku jilat dengan buas vagina nya ku kulum gumpalan daging yang menyembul keluar , sampai-sampai dia mengangkat pantat nya , lalu ku lepas kan kuluman ku , kembali ku pandangi wajah nya yang cukup memelas , kembali ku kulum dengan buas , ku ulangi hal itu beberapa kali , lalu dia menarik badan ku di tidur kan nya badan ku lalu dia mengangkan kan kaki nya dengan vagina tepat di depan muka ku , dan penis ku tepat berada di depan mukanya , dengan posisi 69 itu di 'rejam' nya penis ku , ooohh nikmat sekali , saya kulum juga vagina nya , tiap kali ku desakan lidah ku ke dalam vagina nya marry mengerang , ku jilati clitoris nya dengan lembut , sampai pada akhir nya , hisapan di penis ku semakin kuat tubuh nya marry menegang dan erangan nya pun semakin kencang , saya tahu marry akan mendapat kan satu moment kenikmatan , ku kulum terus vagina nya walau sedikt nafas yang ku dapat , akhir nya marry melepas kan penis ku dari mulut nya dan berteriak kencang sekali , saya bisa merasakan cairan yang keluar dari dalam vagina nya , ku hisap vagina nya , tubuh nya pun melemah , tapi kembali ia melanjutkan hisapan pada penis ku , tanpa banyak bicara hanya desahan yang terdengar , kembali kurebah kan dia , marry pun mengerti di angkat kedua kaki nya bertumpu pada dinding sisi bath tub , ku arah kan penis ku , sebelum ku masukan ku gesekan penis ku pada dinding luar vagina nya , pantat nya pun terangkat , pertanda dia ingin sekali di masukan , akhir nya ku coba memeasukan penis ku , alamak sempit sekali , ku angkat lagi penis ku , kini tangan kanan marry membantu ku dengan membuka liang vaginanya , kembali ku coba penetrasi ku , kini berhasil kepala penis ku dapat masuk walau dengan susah payah karena sempit sekali , terlihat marry manahan sakit , ia menggigit bibir bawah nya dengan mata terpejam sewaktu penis ku mencoba masuk ke dalam vagina nya , saya juga merasakan pedih walaupun vagina nya basah tapi ini sempit sekali , saya teringat sewaktu pertama kali saya menggauli pacar saya . Akhir nya terbenam juga seluruh batang penis ku , saya bisa merasakan hangat nya vagina marry yang sempit , padahal ia telah mempunyai anak ,dan menikah cukup lama .Sengaja ku biar kan penis ku di dalam vagina nya sampai kurang lebih 2 menit , tapi selama itu saya tidak tinggal diam ku main kan pentil nya yang berwarna kemerahan , ku cium bibir nya , pada saat bibir kami berpagurtan ku coba tarik penis ku ,terdengar erangan nya lalu ku dorng kembali , dengan perlahan ku laku kan semua itu , sampai dia ingin saya mempercepat ayunan penis ku terhadap vaginanya , terus ku ayun sampai kembali ia merasakan orgasme yang ke dua , ku ayun perlahan pada saat ia orgasme , karena memang begitu yang wanita suka pada saat mereka akan orgasme , saya diamkan ayaunan saya beberapa saat , ternyata wanita yang satu ini cukup kuat dan mengerti , saya merubah posisi , saya masukan perlahan dari belakang kali ini sedikit hambatan yang kami temui , oohh nikmat sekali batin ku mengucapkan nya berkali-kali , tak lama kurasa kan tubuh ku menegang , saya tidak suka apa bila orgasme dengan posisi doggy style , ku rubah pada posisi semula , perlahan tapi pasti ku naik , turun kan penis ku , sampai saya merasakan nikmat nya cairan yang naik ke atas , begitu juga marry yang telah 2 kali orgasme , kembali ia merasakan nya lagi , ku coba percepat goyangan ku agar kami bisa keluar bersamaan , dan akhir nya , ooooohhhhh kami berdua merasakan suatu moment terindah , ku biar kan penis ku di dalam vagina nya , ku nyalakan keran air yang tadi ku mati kan , tubuh kami pun terendam air hangat di dalam bath tub , tanpa melepaskan penis ku yang terus menegang di dalam vagina nya , "thank's a lot tha , now I can feel it , a beautiful orgasm " , " how about dough he never give satisfied to you before ? " , " he's never give like this , he has a small penis , you can feel it how small my pussy ? " , saya tidak menjawab nya tapi saya mencium bibir nya dengan lembut , sejak saat itu kami selalu bercinta pada saat suami nya tidak di rumah , saya pun merasa berdosa kepada teman saya , tapi saya pun merasa kasihan pada istri teman saya itu , karena tidak pernah dapat kepuasan berhubungan seks dengan suami tercinta nya .

Kisahseru abg smu pesta seks ngentot bareng rame rame

Sekarang aku akan menceritakan pengalaman seks terbaikku. Kejadiannya terjadi beberapa minggu yang lalu. Pada saat itu aku sedang bersama teman-teman sekelasku untuk perpisahan di Malang. Seluruh murid-murid kelas II F (kelasku waktu itu) ikut serta dalam kegiatan itu. Tidak hanya itu, wali kelas dan beberapa guru juga ikut. Ceweqku, Yenny, tentunya juga ikut. Perlu saya jelaskan kalau Yenny ini adalah gadis yang sangat gaul. Dia sangat supel, menyenangkan, dan menganut kebebasan. Keadaan fisiknya sangat bagus. Wajah putih bersih, keturunan Indonesia-Cina, rambutnya cukup panjang... Kira-kira sepunggung, bentuk body-nya terbilang oke... Nggak terlalu tinggi, nggak terlalu pendek, nggak gemuk, juga nggak kurus. Beratnya sekitar 47-48 an. Bentuk buah dadanya nggak terlalu mengecewakan untuk ukuran anak SMU. Aku sendiri sering melakukan hubungan seks dengannya... Dia sangat asyik dan menggairahkan, agresif. Yang paling aku sukai dari tingkah lakunya saat nge-seks adalah teriakannya... Dia biasa teriak-teriak bebas tanpa ada yang disembunyikan... Hal inilah yang selalu menambah nafsu birahiku...Kembali ke cerita. Si Yenny ini nggak bisa menginap di Malang, karena ada urusan keluarga. Jadi dia terpaksa pulang pada hari pertama. Aku sangat merasa kesepian saat dia pulang... Aku harus tinggal selama 3 hari tanpa Yenny. Padahal aku sudah merencanakan untuk nge-seks habis-habisan dengannya di Malang. Aku sangat iri sekali melihat kemesraan pasangan teman-temanku. Yang paling "hot" adalah pasangan Arie + Nanda dan Rexy + Sari.Pada hari kedua, Arie dan Rexy mendatangiku. Mereka berdua mempunyai rencana "gila"... Sangat GILA! Mereka berdua mengajakku melakukan pesta sex. Yang dimaksud dengan pesta sex ini adalah melakukan hubungan sex rame-rame dan berganti-ganti pasangan dengan dibumbui obat-obat perangsang, minuman, dan musik-musik yang memusingkan kepala. Mereka berdua bahkan sudah memesan kamar disalah satu hotel di Malang. "Udah no, ikut aja... kamu boleh gasak Sari, nanti!" ucap Rexy pada saat itu. Ucapannya serasa membakar kupingku... Panas sekali. Sari adalah cewek yang sangat cantik... Aku sendiri sering membayangkan nge-sex dengannya. "Iya no, ikut aja... Nanda juga online" tambah Arie yang semakin membakar telingaku. Terus terang, aku tidak bisa mundur karena "tertantang"... Namun aku sangat malas melakukan hubungan sexs semacam itu... Ganti-gantinya itu lho, jijik ah... "Eh... Tapi Yenny nggak ada... Aku sama siapa dong?" tanyaku untuk mengelak. Mereka serentak menjawab gampang... "Kamu sama Dhita aja!" kata Arie. "Iya.... Dia kan ngebet banget sama kamu, no!" balas Rexy... Uhhh...Untuk yang satu ini aku nggak bisa mengelak. Dhita, Anindhita, adalah sahabat karib Yenny. Katanya... Katanya, lho... Dia itu suka sama aku. Tapi gimana, aku kan pacar Yenny... Kita akhirnya temenan aja. Biarpun begitu, aku sering curi-curi kesempatan untuk nge-date sama dia, walaupun nggak sampe nge-sex. Dhita ini nggak kalah kecenya sama Yenny. Terus terang, wajah Yenny lebih unggul. Kulitnya juga putih, maklum, sama-sama keturunan Cina. Rambutnya dipotong sebahu, sedikit lebih pendek dari Yenny. Namun untuk masalah body, Yenny kalah telak. Anindhita punya postur tubuh yang sangat sensual. Mirip Cornellia Agatha lah... Sejujurnya, aku nggak mungkin ngajak Dhita untuk pesta-sex. Namun karena dorongan kedua temanku itu, maka, dengan serta-merta, aku mengajaknya kencan di Bar Hotel, dimana Rexy dan Arie sudah memesan kamar untuk battle-field.Kejadian itu terjadi pada malam harinya. Dhita langsung setujumenyambut ajakanku. Maka kami berdua segera berada di Bar hotel, mendengarkan live-music, sambil minum. Aku sengaja memasukkan obat perangsang, yang diberi oleh Arie, kedalam minumannya. Alhasil, reaksi obat tersebut mulai terlihat sekitar seperempat jam setelah Dhita meminumnya. "Aduh, no, perasaanku kok aneh banget ya..." kata Dhita saat itu. "Ah, mungkin kamu kebanyakan minum..." jawabku singkat. "Gimana kalo kamu tiduran dulu sebentar..." kataku polos. Dia segera mengiyakan ajakanku. Akupun segera mengandengnya kekamar yang sudah dipesan Arie dan Rexy... Dhita tidak banyak tanya dan komentar. Ia hanya mendesah-desah pelan bersamaan dengan nafasnya yang semakin memburu. Hal ini sangat mengundang nafsu birahiku. Aku merangkul pundaknya dengan erat sambil jalan, diapun membalas dengan merangkulkan tangannya ke perutku. Kena nih! Kataku dalam hati...Aku sangat kaget melihat suasana kamar X itu. Ruangannya cukupbesar, ada dua spring bed ukuran double plus satu extra-bed ukuran double dilantai... Cukup besar untuk pesta-sex bertiga. Aroma alkohol dan suara house musik mulai terasa ketika Rexy membukakan pintu untukku. Rexy sendiri sudah "telanjang" bulat saat aku masuk. Aku sempat melihat Arie dan Nanda sedang "main" di salah satu spring bed. Arie sedang berlutut di antara kedua belah paha Nanda. Tangan kirinya menekan perut Nanda, tangan kanannya membimbing kontolnya menuju kemaluan Nanda. Nanda menggelenjing-gelenjing keenakan sambil mengaduh sesekali. Rupanya pesta gila ini sudah dimulai pikirku. Setelah membukakan pintu, Rexy segera menuju kearah Sari yang sedang terlentang disofa. Rexy segera membuka paha Sari, menjilat tempik Sari dengan lahapnya. Sari hanya tertawa geli sambil mengigau. Rupanya Sari telah di"obat" oleh Rexy.Melihat pemandangan seperti itu ditambah erangan-erangan Dhita, aku menjadi tidak tahan lagi. Seperti kesetanan, kugendong Dhita di extra-bed. Dhita tidak banyak protes, malah semakin mendesah-desah saat aku menidurkannya, rupanya dia benar-benar terangsang oleh pengaruh obat tersebut. Aku segera melepas ikat pinggang Dhita, dan memelorot Jeansnya. Aku sangat bernafsu melihat gundukan kecil ditengah-tengah celana dalamnya. Tanpa pikir panjang, akupun melepas celana dalam Dhita. Terlihat belahan vagina Dhita yang berwarna cokelat kemerah-merahan, jembutnya sedikit dan terlihat baru dicukur. Rupanya dia sangat merawat kemaluannya, sama seperti Yenny. Kubelai kemaluannya, Dhita hanya menggelinjing. "Auh, geli no..." katanya pasrah. Karena tak kuat lagi, aku segera menjilat belahan vaginanya dari bawah keatas. Lalu aku mulai menjilati pahanya yang putih dan sekitar lubang vagina Dhita yang merah dan lembut. Cairan nya mulai mengalir keluar keselangkangannya. Aku segera menjilatnya. Rasanya rada keasinan dan berbau sangat khas, mirip seperti punya Yenny. Dhita hanya tertawa-tawa kecil, sambil berkata "Stop! Stop!". Mendadak Dhita menjerit kecil ketika lidahku menyentuh klitorisnya. Ia mengerang karena keenakan.Setelah beberapa saat, aku merasakan kalau badan Dhita mulai mengejang. Vaginanya terasa bercenut-cenut. Tangan Dhita segera menjambak rambutku dan mengacak-acaknya. Tak berapa lama kemudian, mengalirlah cairan putih-kental dari vaginanya. Aku menghisapnya sampai habis. Dhita teriak keras sekali, ia membenamkan wajahku kedalam kemaluannhya, pantatnya diangkat keatas, setinggi mungkin. Beberapa menit kemudian, ia mulai tenang. Dengan nafas tersengal-sengal, ia mencoba untuk duduk. Aku sangat terkejut dan kaget... Takut kalau dia sadar dan marah akan perbuatanku. "No... Fuck me, please..." katanya terbata-bata. Aku lega sekali. Iapun mencopot kaos ketatnya. Kemudian BH-nya. Kedua buah dada Dhita yang sangat indah menyembul keluar saat ia membuka BH-nya. Mataku sampai hampir copot melihat kemolekan tubuhnya... Luar biasa... Pasti ia sering nge-sex. Nggak mungkin ceweq SMU punya bentuk tubuh sebagus ini, kalo nggak sering dirempon.Aku pun segera melucuti pakaianku. Tak berapa lama kemudian bibir Dhita sudah aku kulum. Ia membalas dengan sangat ganasnya. Tangan Dhita gak tinggal diam. Digenggamnya kontolku sambil diusap dan dikocok perlahan dengan tangan kirinya. Tangan kanannya pegangin pantatku. Aku juga nggak mau kalah, tangan kiriku menyangga beban tubuhku, sementara tangan yang kanan kuajak buat mendaki dada Dhita. Aku pun segera masukin kontolku yang udah 100 % tegang kedalam tempiknya. Nggak terlalu sulit, mungkin karena cairan dari vagina Dhita yang masih terus mengalir dan kelenturan vaginanya yang kelihatannya emang udah sering dijebol orang. Aku goyang naik turun. Dhita hanya mengerang, mengaduh, dan mendesah. Beberapa saat kemudian, aku merasa kalo peju-ku mau keluar. Aku segera mencopot kontolku dari tempiknya. Lalu kusemprotkan cairan hangat itu keseluruh wajah Dhita. Dhita hanya menjilatinya. Ahhh.... Puas banget!Akupun merebahkan badanku disebelah Dhita. Badanku lemas... Lalu kurasakan badan Dhita diangkat keatas. Aku segera bangkit untuk melihat apa yang terjadi. Rupanya Arie dan Rexy. Mereka menggotong tubuh Dhita ke atas spring bed. Mereka membalik tubuh Dhita. Dhita mencoba untuk berontak, namun usahanya sia-sia karena ditahan oleh tangan Arie dan Rexy. Sebenarnya aku kasihan banget sama Dhita. Aku tahu dia masih sangat capek. Tapi rupanya Arie dan Rexy udah kerasukan setan. Ari membuka pantat Dhita, dan memasukkan kontolnya lewat anus... Sungguh sadis! Sementara Rexy mencoba memasukkan kontolnya kedalam mulut Dhita... Dhita yang sudah pasrah, tidak mampu berbuat apa-apa, terpaksa menerima perlakuan "kasar" Arie dan Rexy. "Akhhh... Enak sekali!" teriak Arie saat kontolnya masuk kedalam anus Dhita. Dhita tidak mampu mengaduh, karena mulutnya tersumpal kontol Rexy yang sekarang sudah maju-mundur. Aku hanya bisa melihat air mata Dhita yang mulai menetes. Aku merasa kasihan, namun tidak mampu melarang temanku.Perlakuan Arie dan Rexy terhadap Dhita ini rupanya membangkitkan nafsu sex-ku lagi. Kontolku yang tadi offline, sekarang on dan semakin keras dan kuat. Aku melihat sekeliling, aku melihat Sari sedang terlentang diatas karpet. Dia masih terengah-engah... Aku tidak tahu apa yang sudah dilakukan Rexy terhadapnya. Bagaikan terasuki setan, akupun mendekatinya. Dia terlihat sangat sensual tanpa busana. Kakinya terbuka lebar, tangan kanannya memegang dada, sedangkan tangan kirinya terlentang didekat kepala. Kepala Sari sendiri menghadap kiri, matanya tertutup, mulutnya sedikit terbuka, rambut ikalnya tergerai tidak karuan. Berbeda dengan Dhita, kemaluan sari sangat kecil dan masih terlihat rapat, jembutnya banyak lagi. Body Sari juga nggak sebagus Dhita, dadanya kecil sekali, kaya punya Estella-nya Great Expetation. Walaupun badannya dipenuhi keringat, namun aku masih bisa melihat kecantikannya. Dia jauh lebih cantik dari Dhita, mirip seperti wajah Vonny-nya Bening Bisa kamu bayangkan betapa cantiknya keturunan Manado + Jawa. Akupun mulai jongkok didekatnya. Kubelaikan tanganku dari pahanya sampai pipi. Ia hanya mengerang. Aku semakin bernafsu.Segera kududukkan dia. Gila, tubuhnya lemas dan basah sekali. Kukulum bibirnya dengan penuh nafsu. Tampaknya ia sangat kecapaian, sehingga tak bisa membalas kecupanku. Bibirnya hangat dan basah. Oh aku benar-benar bergairah. Kembali kutidurkan dia terlentang, kubuka selangkangannya selebar mungkin. Ia mulai mengaduh. "Rex... Sakiit!" katanya. Rupanya Sari mengira aku Rexy... Aku semakin benafsu. Kubuka selangkangannya lebih lebar, ia menjerit. Lalu kumasukkan kontolku kedalam tempiknya. Ia mengaduh keras sekali. Memang sempit... Kepala kontolku aja belum masuk semuanya. Tapi aku nggak ambil pusing lagi. Dengan "kasar" aku masukin aja kontolku... Sulit sekali rasanya... Sari berusaha berontak dengan menendang-nendang, dan memukulkan tangannya kebadanku... Aku semakin bergairah, serasa memperkosa ceweq!!! "Oh... Shit... Fuck!!!" kata-kata itu terus muncul dari mulutnya yang mungil. Karena gemas kukulum mulutnya... Ia pun membalas dengan bernafsu. Badanku kugerakkan maju-mundur dengan pelan. Kubiarkan batang kontolku keluar, lalu kutekan keras kedalam. Sari sepertinya juga sudah menikmati rythmenya. Ia bisa mengimbangi gerakan kontolku dengan memaju-mundurkan tempiknya. Tak berapa lama, ia pun organsme seperti Dhita. Aku terus memompanya... Saat aku tidak tahan, aku mengeluarkan kontolku dan memasukkannya kedalam mulut Sari. Sari hanya mengulum separo dari kontolku. Akupun menembakkan pejuku didalam mulutnya.... Setelah itu aku manjatuhkan diri dan terlentang pasrah sambil narik napas panjang disebelah Sari. Sari sendiri masih terengah-engah. Pandangan matanya menerawang ke langit-langit kamar. Ia menoleh kearahku. "Reno, Trims ya" katanya manis. Aku memeluknya... Samar-samar terdengar jeritan Dhita. Aku dan Sari mencoba untuk melihatnya, rupanya duet sadis Rexy dan Arie berakhir. Tinggal Arie aja yang masih mengenjot Dhita dari atas. Mungkin karena kecapaian, tak terasa kami berdua pun tertidur lelap.Aku terbangun karena merasakan sesuatu yang menggelikan di kontolku.Aku mencoba membuka mata, eh, rupanya Nanda sedang asyik menghisap-hisap kontolku yang lagi berdiri dengan gagahnya. Aku melihat sekeliling, rupanya Sari tidur membelakangiku. Dhita dan Arie tidur berpelukan di spring bed. Rexy, mungkin terjatuh, tidur di extra bed. Aku kembali melihat Nanda... Ia tampak asyik sekali mengemut kontolku. Perlu aku jelaskan tentang spesifikasi fisik Nanda. Rambut Nanda cukup panjang, kira-kira sepanjang rambut Yenny. Wajahnya cukup manis, mirip seperti pemeran Cher-nya Clueless yang lagi diputer di SCTV. Bodynya nggak sebagus Dhita, tapi nggak sestandart Sari. Kulitnya kuning langsat, orang Jawa asli... Aku sangat terangsang oleh perbuatan Nanda. Tanpa sadar akupun menggerakkan kontolku maju-mundur. Nanda kaget dan segera menghentikan emutannya. "Eh, udah bangun ya..." katanya kaget. Aku segera duduk dan melihat wajahnya seksama... Manisss sekaleee!!! "Kalo mau gitu, bangunin aku dulu dong." protesku. "Wah, aku nggak tega... kamu kan habis bertempur sama Sari!" katanya.Aku hanya tersenyum spontan... Kubelai rambutnya... "Gimana, mau dikerjain?" tanyaku. Ia mengangguk sambil tersenyum.Kali ini posisi kita lain dengan yang lainnya. Nanda minta agar diayang diatas, aku menyanggupinya. Aku tidur terlentang di salah satu spring bed, sementara Nanda mengemut kontolku. Ia tidur tengkurap diatasku, berlawanan arah denganku... Posisi 69. Jadi aku mendapat kesempatan untuk menghisap tempiknya. Tempik nanda sangat indah, warnanya mirip dengan kulitnya, namun agak gelap. Jembutnya pendek-pendek dan tidak selebat Sari... Rupanya ia juga rajin merawat tempiknya. Ia menghisap dan mengemut kontolku dengan ganas, jika aku gamas dalam menghisap tempiknya. Aku menghisap-hisap cairan dari tempiknya, sambil menggigit-gigit klitorisnya. Nanda pun melakukan hal yang nggak kalah serunya. Ia mengulum kontolku penuh, lalu menarik mulutnya, sampai tinggal kepala kontolku saja yang terendam dalam mulutnya, lalu mengulumnya penuh lagi... Mirip nege-sex cuman dilakukan dengan mulut.Kami organsme hampir bersamaan. Aku menghisap semua cairannya, demikian juga dengan dia. Kira-kira seperempat jam kemudian kami bertempur seru. Aku tidur terlentang, sementara dia yang berada diatasku dengan duduk dan berusaha membenamkan kontolku kedalam memeknya secepat mungkin. Tanganku dan tangannya bergandengan. Suara-suara desahan dan erangan kami berdua mengisi ruangan itu. Nanda adalah ceweq yang terkuat diantara ketiga ceweq lainnya. Dia bisa main sampai tiga ronde. Aku benar-benar kualahan menghadapinya.

pacarku hobi jilat telan air mani sperma peju hisap kontol

Sewaktu gue sedang asik-asiknya ngelamunin tentang tugas gue yang pertama ini setelah gue dapat promosi sebagai Direktur Niaga disebuah perusahaan yang bergerak dibidang kepelabuhanan untuk bernegosiasi dengan PSA soal pengaturan jalur container Singapore-Jakarta, tiba- tiba ada tangan nyolek punggung gue dan suara yang mengagetkan gue....., tapi setelah gue berpikir sebentar koq rasa- rasanya gue kenal suara itu......, pas gue lihat siapa si pemilik tangan dan suara itu......, gue kaget setengah mati....., mungkin hampir mati.., soalnya gue langsung ngebayangin kejadian sekitar 2 1/2 tahun yang lalu, waktu kantor gue masih di Wisma Nusantara di lantai sembilan, gue pernah naksir berat bahkan mungkin lebih dari naksir berat sama cewek item manis, agak kurus, punya bibir dan senyum yang sensual banget serta punya nama mirip dengan bini gue (sekarang udah ex).....Renata..............!!!!!!!!!Gilee......, terakhir gue ketemu sama dia waktu dia pulang di bulan Desember karena kakaknya kawin, dan itupun hanya satu kali aja. Soalnya sejak dia balik lagi ke Amrik sono, gue udah jarang banget kontak dia, sampai dengan my divorce and up til now..she showed up in front of me wearing a white tight t-shirt and a tight faded- blue jeans pants (I always think that this kind of outfit is her favourite one...)"Hey, Agus...apa khabar....??"tanya dia sambil memamerkan giginya yang berjajar rapi."Eh,...uh....baik..."jawaba gue datar meskipun sambil tersenyum, soalnya gue kaget bercampur excited ketemu dia sekarang ini."Lagi ngapain di sini...?" lanjut gue sambil berusaha untuk menenangkan hati gue yang nggak karuan ini ketemu my dream girl (maklum udah lama jadi "duren" alias duda keren, he...he..!) "Gue lagi liburan aja sendirian, soalnya abis lulus waktu itu gue belum sempat liburan dan abis dari sini gue musti balik ke Jakarta untuk kerja, jadinya....ya gue pake kesempatan ini utk jalan-jalan sendiri....., kan elu tau gue, Gus...." Rena nyerocos kaya senapan M 16 ngejawab pertanyaan gue."Elu sendiri ngapain kesini....?" tanyanya yang terus gue jawab apa adanya.Setelah saling cerita tujuan masing- masing ke Singapore ini dan sekaligus membawa tas masing-masing dari bagage claim Changi Airport itu, terus pas sampai di depan airport sambil ngantri nunggu taxi gue iseng nanya "Ren, nginep dimana lu...?" Terus dia cuma senyum sambil jawab "Kenapa emangnya....?"."Nggak, kalau elu nggak ada tempat nginep, elu ke kamar gue aja, kebetulan kantor udah ngebokingin kamar Suite Room di Marriot Hotel..."gue berusaha untuk menawarkan sambil basa- basi sedikit. Terus dia cuma ketawa lepas dan renyah seolah-olah tanpa beban menjawab "Yang pastinya sih gue udah boking kamar juga...., cuma......" kalimatnya berhenti sambil matanya berusaha membuat gue yang nerusin kalimatnya. Melihat gelagat seperti ini gue langsung tanggap "Udah deh sama gue aja, lagi pula elu belum bayar apa-apa kan dengan hotel pesanan elu itu....., lagi pula,....eh.....kita dulu pernah ingin buka kamar di Jakarta cuma belum pernah kesampaian,...jadinya ya sekarang aja..., ya....."ajak gue dengan penuh antusias. Body language gue dengan jelas nunjukin banget bahwa gue ingin banget bareng ama dia. Langsung dia jawab "OK...."Setelah dapat taxi, selama dalam perjalanan menuju hotel, gue sama Rena banyak tukar cerita sampai nggak terasa kalau sudah sampai di Marriot Hotel di persimpangan Orchard Road dengan Scotts Road itu. Setelah gue chek in bareng sama Rena dan sampai di kamar 503 gue lihat jam gue nunjukin waktu hampir jam 6 sore waktu Singapore, gue langsung bilang sama dia "Ren, gue mandi dulu, ya.... abis gue, ..elu mandi terus kita jalan- jalan sekalian diner...OK...?"."Siiipp...lah...!"jawabny a sambil mengambil posisi tengkurap di tempat tidur sambil menonton tivi.Waktu di Singapore sudah hampir jam 9 malam pada saat gue berdua Rena sepakat untuk balik ke hotel karena sama-sama capek setelah makan malam dan jalan-jalan disepanjang Orchard Road sambil ngobrolin segala macam topik, mulai dari yang serius sampai dengan hal-hal yang "garing" (istilahnya dia untuk bilang sesuatu yang aneh tapi lumayan lucu) dan memutuskan untuk nongkrong di cafe atau disco besok malam setelah gue selesai meeting hari pertama besok.Begitu sampai di kamar gue udah terlalu capek untuk ganti baju dikamar mandi, akhirnya gue bilang "Ren, sorry gue males ke kamar mandi untuk ganti baju, jadinya gue ganti baju disini aja ya...." dan tanpa gue tunggu jawabannya gue langsung buka kaos dan celana jeans gue untuk ganti dengan kaos khusus untuk tidur dan celana pendek (cuma berhubung ada Rena di situ gue nggak buka CD alias celana dalam.....). Sementara itu, begitu dia tau gue ganti baju di depan mata dia, dia cuma tersenyum sambil bilang "Siapa takut...." tapi sambil berusaha untuk tidak melihat secara langsung kearah tonjolan di daerah selangkangan gue. Gue cuma berpikir satu hal, yaitu kayaknya dia kagum ama junior gue itu cuma masih malu untuk bilangnya ke gue. Untuk hal yang satu ini gue emang nggak perlu GR karena sudah terbukti, lho..... bahwa cewek yang udah pernah tidur sama gue pasti kagum dan puas dengan servis gue meskipun punya gue ini bisa dikategorikan rata-rata cowok Indonesia tapi yang penting adalah bagaimana cara menggunakannya, if you know what I mean....!!!!Setelah gue ganti kaos dan celana pendek, gue langsung rebahan di tempat tidur berukuran King size itu sambil nonton tivi yang kemudian disusul oleh Rena sambil bilang "Elu nggak akan jahat kan sama gue....??"."Jahat maksud elu yang kayak apa...?" gue mencoba untuk mancing pembicaraan dia tapi kayaknya dia ini cukup misterius juga untuk masalah perasaan dia thd gue. Karena terus terang gue sampai saat ini selalu ragu-ragu untuk menebak perasaan dia terhadap gue, dalam artian dia itu suka juga ama gue atau hanya sekedar berteman........Akhirnya setelah agak bosan dengan acara tivi, tiba-tiba dia bilang "gue boleh ganti baju didepan elu nggak.....?" tanyanya dengan suara setengah berbisik. Gue agak kaget dengar dia tanya seperti itu, meskipun berusaha gue untuk cuek dan seolah terbiasa dengan one-night stand affair, gue menjawab "Siapa takut...." sebagaimana komentar dia waktu gue ganti baju tadi..dan Rena langsung berdiri dipinggir tempat tidur sambil buka baju membelakangi gue, terus dia sambil ketawa tersipu bilang "eh,...baju tidur gue belum diambil dari koper..." sambil berlari kecil menuju kopernya untuk mengambil baju tidurnya itu. Nah,... sewaktu dia lari itu gue sempat lihat bodynya yang kurus (dan rasanya lebih kurus dari waktu dia masih di Jakarta dulu) tapi tonjolan dibalik BHnya itu yang bikin mata gue kagak bisa berkedip....!!! Her breast ini bisa dibilang cukup average untuk ukuran cewek Indonesia, tapi dari getarannya waktu dia lari itu bisa dibilang nyaris tak bergetar. Gue langsung ngebayangin that those breasts are quite firm dan gue nggak bisa ngebayangin gimana rasanya tangan gue yang meremas dua bukit yang kencang itu sambil gue mainin putingnya......wow....that should feels wonderful....!"Agus..., koq punya elu itu jendolannya jadi gede banget....?" tanyanya sambil bola matanya menunjuk kearah penis gue sekaligus membuyarkan lamunan gue tentang gunung nona Rena itu. Gue malu buuaaangeeettt waktu dia tunjukin bahwa penis gue udah membengkak dan keras dan itu terlihat meskipun gue pake CD dan celana pendek......semua itu gara-gara lamunan gue tadi nih.....sampai-sampai gue nggak sadar kalau dia udah selesai gnati baju dengan big t-shirt sampai dengan pahanya dan tidak memakai celana pendek atau celana panjang lagi, tapi dalam keadaan seperti itu, gue masih sempat ngeles "iya nih, gue nggak kuat ngeliat a sensual and sexy girl liwat didepan mata gue half naked......" gue berusaha untuk jujur.Kemudian Rena bergeser mendekati tempat gue rebah sambil bilang "gue suka gaya elu yang hampir selalu straight to the point..., makanya gue juga mau straight to the point sama elu....". Lalu dia mendekatkan mukanya ke muka gue dengan maksud untuk mencium gue dan tanpa pikir panjang lagi langsung gue sambut ciuman dari bibir yang sensual itu dengan kecupan demi kecupan dan langsung menjadi french kissing seolah-olah melampiaskan rindu kita berdua yang selama ini tertahan. Yang jelas selama ini gue selalu mengharapkan kejadian seperti malam ini bisa berlangsung tanpa harus punya perasaan segan karena status gue yang berbeda dengan statusnya dia dan gue rasa dia juga punya perasaan yang sama.Sambil menciumi hampir seluruh mukanya, tangan gue mulai bergerak menuju ketempat-tempat sensitifnya, seperti payudaranya yang sungguh diluar dugaan gue bahwa itu merupakan daerah yang paling sensitif buat dia. "Oooohhh....." erangan halus yang terdengar dari mulutnya menandakan dia menikmati remasan tangan gue di payudara kanannya. Sementara itu, tangan kirinya berusaha untuk membuka kancing dan resleting celana pendek gue dan pada saat yang bersamaan, tangan kiri gue menyelusup masuk ke dalam kaos tidurnya Rena untuk mencari puting payudara kirinya. "Aaaaaahhhhh......Agus nakal banget sih....."katanya sambil matanya hanya terlihat putihnya saja begitu tangan kiri gue berhasil memainkan puting susu kirinya. "Oohhh...Ren...gue suka banget....sshhhh....aaahhh..." begitu tanganya berhasil juga menyusup ke dalam CD gue dan langsung memegang batang penis gue sambil diusap-usap secara perlahan.Sambil mengusap-usap penis gue, dengan setengah berbisik "Gue isep ya,...boleh nggak....?" sambil melirik ke arah penis gue. Tentunya dengan senagn hati gue terima tawarannya itu yang terus terang bikin darah diseluruh badan gue mengalir dengan cepat sekali. Gue bantu dia untuk melepas CD gue dan setelah itu, gantian gue yang bantu dia untuk buka kaosnya... dan......, wooops......langsung gue melotot melihat payudaranya yang kencang dan menantang itu. Merasa cara gue melihat badannya dengan cara seperti itu, dia langsung berusaha menutup dadanya sambil berkata tersipu "..Eh...,..apaan sih elu ngeliatnya kayak gitu..."." Sorry, I just love the view..." jawab gue sambil mencium bibirnya dan tangan gue juga langsung meraba payudaranya dan disambut dengan desahan nikmat yang keluar dari mulutnya...Tiba-tiba dia melepas ciuman gue dan mengarahkan mukanya langsung ke penis gue sambil dipegang batangnya dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya mencoba untuk menjangkau bola-bola gue dan sekaligus meremasnya dengan lembut. Seeerrrrrrr..., perasaan gue mendadak terbang begitu kepala penis gue bersentuhan dengan bibir sensual itu dan masuk kedalam mulutnya."Ooohhhhh....."hanya itu yang bisa keluar dari mulut gue sambil gue merebahkan diri gue dan membiarkan kaki kanannya melewati diatas kepala gue, sehingga dihadapan gue terpampang spot basah di CD mini hitamnya yang gue yakin itu berasal dari vaginanya. Tanpa ragu gue singkap CDnya sehingga gue bisa melihat dengan jelas bibir dan lubang vaginanya yang berwarna merah kecoklatan dan terlihat sudah basah itu. Setelah itu gue buka kedua bibir vaginanya dengan kedua jempol gue sehingga dengan jelas clitorisnya (meskipun sudah disunat) dan langsung gue jilat mulai dari clitorisnya sampai lobang vaginanya seperti gue menyapu daerah itu dengan lidah gue, sementara penis gue udah berdiri tegak dikuasai sepenuhnya oleh Rena. Yang jelas gue cuma ngerasa bibirnya naik turun menjelajahi batang penis gue, sementara lidahnya menjilati lubang penis gue sewaktu bibirnya menjempit kepala penis gue.Pikiran gue saat itu adalah kalau dia bisa servis gue dengan hebatnya, gue nggak boleh kalah ngasih servis yang sama hebatnya. Gue jilatin vagina Rena sambil gue isep clitorisnya dan setiap gue isep gue bisa ngerasain seluruh badannya bergetar seperti orang kesetrum. Kurang lebih lima menit kita dalam posisi 69 gue ngerasa badan dia bergetar lebih keras dan dia mengehentikan gerakan bibirnya yang naik turun di penis gue pertanda dia akan mencapai klimaks. Langsung gue jilatin clitorisnya dengan lebih cepat sambil sesekali gue isap. "Mmmmmmmmbbbbbhhhhh......." suaranya seperti itu karena dia nggak mau lepas penis gue dari mulutnya berbarengan dengan getaran seluruh badannya dengan lebih keras. Gue ambil inisiatif dengan langsung mengisap clitorisnya kuat-kuat sampai pipi gue kempot. Mulut gue yang dari sejak mulai menjilati vaginanya itu sudah basah oleh cairan dari kemaluannya bertambah basah dengan klimaksnya Rena. Gue bisa ngerasain cairannya yang manis asin itu dilidah gue dan terus terang gue suka banget dengan rasanya itu...Untuk beberapa detik, badannya masih bergetar hebat namun mulai melemah sewaktu dia melanjutkan menaik-turunkan bibirnya di batang penis gue, sementara gue menjilati seluruh cairan vaginanya sampai bersih. Tiba-tiba dia mengangkat pantat dan memutar seluruh badannya kearah diantara kaki gue, sehingga dengan jelas gue bisa melihat kepalanya naik turun diatas penis gue sambil sesekali gue lihat dia menjilati kepala penis gue sambil melihat ke muka gue seolah ingin tahu ekspresi muka gue sewaktu dia jilati kepala penis gue itu. Tangannyapun ikut mengocok batang penis gue sehingga hal ini mempercepat gue mencapai klimaks. Satu menit berlalu dan gue udah nggak kuat untuk membendung cairan yang akan segera muntah dari lubang penis gue."Aaaahhhhhhhh......Rena..sebentar lagi gue mau keluar...ssshhhhhh". Mendengar itu dia langsung mempercepat gerakan mulut dan tangannya sambil tangan yang satunya tetap meremas lembut bola- bola gue."Ooohh...Rena..gue mau keluar sekarang......aaaaaaahhhhhhhhhhh....!!!!! " teriak gue dan ccrrrooooottt....ccrrrooottttt, air mani gue menyemprot keluar dengan deras didalam mulutnya Rena yang tanpa rasa jijik ditelan semuanya. Badan gue bergetar hebat berbarengan dengan Rena yang masih terus menyedot-nyedot penis gue seolah ingin menghabiskan seluruh air mani gue dan tidak rela ada yang menetes keluar dari mulutnya.Gue liat gerakan kecil di lehernya pertanda dia betul-betul menelan seluruh air mani gue tanpa menyisakan sedikitpun di penis gue. Setelah itu dia jilatin kepala penis gue sepertinya masih ada air mani yang tersisa untuk dia. Wooowww.....gile bener ni cewek, baru kali ini gue ketemu cewek Indonesia yang suka air mani, karena selama ini gue pikir cewek Indonesia paling jijik dengan hal-hal seperti itu. Setelah dia yakin bahwa tidak ada lagi yang tersisa maka dia baru menjauhkan mukanya dari penis gue yang mulai melemah. Langsung gue tarik kedua tangannya ke arah gue dengan tujuan biar bisa gue peluk.Sekarang badan dia seluruhnya menindih badan gue sambil gue ciumin bibirnya sebagai tanda rasa terima kasih gue sama dia. Setelah itu, dia menggulirkan badannya ke sebelah kiri gue sambil bilang "Suka nggak....?"."Gue nggak tau musti bilang apa, Ren..... yang jelas gue nggak pernah ngerasain klimaks seperti barusan..."jawab gue sambil masih terengah-engah."Elu sendiri suka nggak, tadi....?" tanya gue ingin tau perasaan dia, sambil tersenyum (gue juga suka banget sama senyumnya itu) dia jawab "Sama, Gus... gue juga belum pernah ngerasain klimaks seperti tadi......"Setelah posisi 69 itu, gue sama dia sama- sama rebahan di balik selimut sambil nonton tivi. Rena hanya masih pake CDnya dan gue cuma pake t-shirt doang karena udah males utk ngambil pakaian kita yang berserakan di samping tempat tidur itu. Komunikasi diantara kita secara verbal memang nggak ada, tapi yang jelas sejak kita selesai ber69 itu, gue langsung pegang tangannya seolah-olah gue nggak mau jauh dari dia. Shit...what the hell am I thinking of ? pikir gue, belum apa- apa gue udah kayak orang lagi kasmaran. Kenapa gue jadi kayak begini, masa selama ini gue bisa bertahan untuk jaga betul hubungan dan perasaan gue dengan cewek- cewek yang pernah gue ajak kencan, kenapa dengan yang satu ini koq jadinya kayak gini.....??? Ah, mungkin ini karena dari dulu setiap gue jalan sama dia ke kafe- kafe (terutama Hard Rock) gue lebih banyak pasif dan menunggu, sehingga keinginan gue ini kayak terpendam begitu aja dan baru terlampiaskan malam ini. Well..., we'll see....!!!"Rena,....can I ask you a question..?" tanya gue dengan agak berhati-hati, terus dia hanya melirik ke gue sambil tersenyum dan dengan tangannya dia membelai muka dan rambut gue dengan halus dan kasih sayang "Elu mau nanya apa..,Gus..?". "Gue mau ceritain perasaan gue selama ini terhadap elu tapi nggak tau gue harus mulai dari mana....., dan gue paling nggak bisa bilang basa-basi ama elu, jadi............eh...........would you like to make love with me.....?" ups... akhirnya keluar juga omongan gue itu...., padahal dari dulu gue udah berusaha untuk nggak ngomongin hal itu ke dia, tapi sekarang ini kayaknya udah terlambat untuk disesali jadi, ya what the heck lah......!! Gue lihat ekspresi muka dia sempat berubah tapi terus kembali biasa lagi "Gue mau aja make love sama elu, tapi sebelum itu gue pengen nanya apa elu udah tau gue dalam artian tau gue bener- bener...??". Gile, what a tough question, gue berpikir sebentar, lalu "Emmm..... mungkin tau yang sebenar-benarnya enggak.., tapi sekarang ini kesempatan gue untuk tau lebih banyak tentang elu kayaknya lebih besar deh...dibandingin dulu..". Fiuuhhh...kayaknya jawaban gue cukup logis dan mudah-mudahan bisa diterima. "Sama satu hal yang dari dulu sebenarnya ingin banget gue tanya ke elu,...eh...gimana sih sebenarnya perasaan elu sama gue, maksud gue elu itu sebenarnya suka juga nggak sama gue dalam artian ingin yang lebih serius atau hanya sekedar teman jalan aja sih.....?" tanya gue mumpung momentnya tepat. "Gue nggak tau elu perlu jawaban gue apa enggak......" katanya berhenti sampai disitu karena dia udah langsung narik leher belakang gue ke arahnya untuk mencium gue. Gile ini cewek bener-bener nggak bisa ketebak jalan pikirannya, tapi gue udah nggak bisa mikir lebih jauh lagi soalnya konsentrasi gue langsung buyar begitu ngerasain lidah gue disedot kencang banget sama Rena. Pikir gue dalam hati "She's really a good french kisser..". Sementara itu sekarang ini separo dari badan gue menindih badan dia sambil tangan gue meremas-remas payudaranya yang imut-imut itu. Setelah puas gue cium bibirnya, pelan-pelan gue mulai menciumi pipinya, kemudian lehernya, bahunya dan sampai di payudaranya kanannya, gue ciumin mulai dari atas bergeser pelan-pelan sambil gue julur lidah gue sehingga ujung lidah gue bersentuhan dengan kulitnya sementara tangan gue menyempatkan untuk membuka CD mini hitamnya dan menariknya sampai ke lutut Rena.Begitu ujung lidah gue bersentuhan dengan puting mungil dan menonjol itu terdengar suara desahan dari si pemilik puting itu "Heeehhhhhhh......Agus....gue suka banget......." katanya sambil berusaha meremas rambut gue tapi nggak bisa soalnya rambut gue cepak gaya ABRI. Akhirnya dia cuma bisa membantu membenamkan kepala gue ke payudaranya itu, sementara tangan kanan gue sedang asik bermain dengan puting susu kirinya yang juga mungil dan sudah menonjol itu. Posisi kaki kanan gue sekarang sudah berada diatas paha dan perut bagian bawahnya. Terasa oleh gue bulu-bulu halus dan rapih serta tidak terlalu lebat di bagian bawah perutnya. Gue isep putingnya sambil sesekali gue jilatin. Lalu tangan kanan gue yang semula bermain dengan puting kirinya sekarang berpindah mengusap perutnya perlahan dan turun ke rambut-rambut halus diatas vaginanya itu gue mainin sedikit dengan mengusapnya. Terus perlahan jari gue gue turunin ke arah vaginanya dan berusaha menemukan clitorisnya. Begitu gue menemukan apa yang gue cari, maka jari-jari gue mulai main dengan clitoris dan lubang vagina yang memang sudah mulai basah. Semua yang gue kerjain ini berdampak bagi Rena mengalami kenikmatan yang tinggi. Hal ini terbukti dari goyangan maupun gerakan serta getaran yang yang ditunjukkan oleh badan Rena yang tight and firm itu mulai meningkat.Gue betul-betul kagum sama bodynya dia, meskipun jarang berolahraga (menurut pengakuannya) badan dia mulai dari tangan, punggung, perut, dada, paha dan betis kelihatan kencang dan tanpa lipatan-lipatan lemak. Padahal yang gue tau makannya sih normal-normal aja tuh, tapi emang itu namanya body memang oke punya....Sementara gue sibuk dengan aktifitas diseputar payudara dan vaginanya, tangan dia mulai meraih penis gue yang memang masih dalam kondisi lemas. "Agus, buka kaos elu, ya......." katanya sekaligus membantu gue untuk buka kaos gue. Setelah kaos gue lempar entah kemana, gue lanjutin dengan menciumi perutnya yang rata itu. Rena menyambutnya dengan mengusap-ngusap kepala gue tanda benar- benar menikmati apa yang gue kerjain ke dia sementara tangan satunya tetap pegang penis gue dan pelan-pelan mengocoknya. Perjalanan gue terusin dengan pelan-pelan gue geser muka gue ke arah persis didepan mulut vaginanya dan badan gue pun gue geser kearah diantara kedua kaki Rena, hal ini mau enggak mau dia harus melepas penis gue. Kepalanya diangkat sedikit agar bisa melihat muka gue yang sedang sibuk mengagumi vaginanya itu. Gue angkat sedikit pantatnya biar vaginannya lebih gampang terjangkau oleh lidah gue yang sekarang ini sedang menjilati clitoris Rena. Setiap ujung lidah gue menyentuh clitorisnya itu, setiap saat itu pula gue ngeliat kepalanya digoyang kekiri dan kekanan sementara kedua tangannya berusaha untuk menjangkau dan memegang tangan gue seolah dia butuh sesuatu untuk dia remas. Begitu tangannya berhasil memegang tangan gue, langsung dia pegang tangan gue begitu erat. Pegangannya bertambah erat kalau pas lidah gue sedang "menampar" clitorisnya itu berulang-ulang dengan ujung lidah gue. "Ooohhhhh...ssshhhhhhttsss.....oh..yaaa.. ..teruuusssss....!!!" hanya suara-suara kenikmatan itu aja yang gue denger dari mulutnya. Gue masih terus menjilati clitorisnya dan kadang-kadang lidah gue menjelajah turun sampai ke lubang vaginanya yang kadang-kadang gue coba penetrasi ke dalam lubang itu dengan lidah gue. Gue nggak tau apakah memang vaginanya itu tidak memiliki aroma khasnya atau memang gue udah terlalu nafsu, sehingga indra penciuman gue agak rusak, soalnya sewaktu idung gue persis didepan lubang kewanitaannya itu, gue sama sekali enggak mencium apa-apa."Aaahhhhh.....Aguusssss.......gue ssukkaaa bangeeett....!!"desahannya buat gue semakin bertambah nafsu untuk lebih memfokuskan lidah gue ke clitorisnya, sementara itu kepalanya masih tetap digoyang kekanan dan kekiri, meskipun kadang-kadang dia mengangkat kepalanya untuk melihat "keadaan" gue. Selagi asiknya menyapu daerah kewanitaannya itu, tiba-tiba gue ingin bikin dia terkejut dengan menarik mulut gue menjauhi vaginanya dan sekaligus berhenti menjilati clitorisnya. "Eh.....??" begitu katanya sambil mengangkat kepalanya dan melihat ekspresi muka gue seolah ingin tahu alasan gue untuk memberhentikan kegiatan gue yang betul-betul dia nikmati. Gue bisa melihat itu dari eskpresi mukannya yang sedang keheranan. Tapi keheranannya itu tidak berlangsung lama karena gue langsung tarik kedua tangannya untuk mengajak dia bangun dan turun dari tempat tidur dan sambil gue pegang tangannya gue tuntun dia menuju sofa (two-seater) yang kebetulan posisinya dekat sekali dengan jendela. Gue tuntun dia untuk duduk dengan posisi pantatnya berada dipinggir sofa. "Elu merasa comfortable, nggak...." tanya gue memastikan bahwa posisinya itu enak buat dia. Jawaban yang gue dapat hanya anggukan kecil kepalanya dan senyum yang nggak pernah bosen gue lihat. Terus gue angkat kedua pahanya tinggi supaya posisi vaginanya pas di depan gue. Gue mengambil posisi duduk dibawah dengan kedua kaki gue berada dibawah pantat gue, langsung gue garap kembali proyek yang tadi sempat gue hentikan."Elu pengen sambil gue isep nggak, Gus...??" tanyanya diantara desahan nafasnya yang seolah-olah habis lari marathon Bogor-Jakarta. Gue nggak perlu menjawab pertanyaan itu karena gue cukup mengelengkan kepala gue sementara lidah gue menyentuh clitorisnya seiring dengan gelengan kepala gue itu tadi, sehingga gue bisa lihat kepalanya kembali dia sandarkan kembali ke sandaran sofa empuk itu. "Aaaahhhhh....gile..lu...., ooohhh..yaaa.....hhhssssttssss.." kembali hanya desah kenikmatannya itu aja yang gue dengar kurang lebih selama lima menit sampai dia bilang lagi "Oooohhhhh....Agguusss....aaooooouuuuwww. ..iya..iya...iya..." sambil ikut menggoyangkan pinggul dan pantatnya yang semakin cepat dan semakin cepat sampai tiba-tiba tangan gue di remas kuat sekali dibarengi dengan getaran tubuhnya yang menggila "...Aaaahhhhhh....yes...yesss...sssssshhh hhh" teriaknya pertanda dia sedang mencapai puncak kenikmatannya. Setelah seluruh badannya melemah kembali, dia langsung bangun dari posisi setengah tidur itu dan langsung berusaha untuk berdiri (meskipun dengan agak sedikit terhuyung-huyung...). "Haahh...gile lu, gue malam ini sampai dua kali orgasme, ....sampai-sampai rasanya peredaran darah gue terlalu cepet beredarnya...ha..ha...!!!!" katanya diiringi dengan tertawa renyah sambil tetap berpegangan dengan tangan gue.Lalu dia menuntun gue untuk duduk di sofa itu dengan dia berada diantara kedua kaki gue dengan posisi duduk. Sewaktu tangannya memegang penis gue yang masih tegak (apalagi sekarang tegak keatas...) dia agak heran dan bertanya "Lho koq masih keras aja sih, padahal kan belum diapa-apain...??" sambil melirik dan tersenyum menggoda. Lalu pelan-pelan dia kocok batang penis gue sambil dilihat- lihat seperti anak kecil yang sedang mengagumi mainan barunya. "Koq ngeliatnya kayak begitu amat sih....?" tanya gue penasaran. "Enggak cuma suka aja ngeliat punya elu...., gemes gue ngeliatnya....." katanya sambil membuka mulutnya dan langsung melahap penis gue yang memang udah keras sejak tadi. "Oooohhhh......" gile bener rasanya waktu penis gue masuk kedalam mulutnya sambil tangan gue memegangi rambutnya supaya tidak menghalangi pemandangan gue sewaktu dia ngisep penis gue. Kayaknya dia tau persis bahwa my favorite sex activity adalah a girl giving me a blow job....!!!!!! Buktinya setiap kali bibirnya bergerak naik gue bisa lihat pipinya sampai kempot dan sedotannya betul-betul bisa mempercepat air mani gue untuk keluar. Padahal biasanya untuk setiap ronde kedua gue lebih kuat dan lama dibandingkan ronde pertamanya. Akhirnya daripada gue kebobolan duluan lebih baik gue langsung bilang ke dia "Ren,...gue udah nggak tahan nih...eh, boleh gue masukin nggak....???". Lalu dia menarik mulutnya dari penis gue dan bilang "Iya, nih....gue juga udah nggak tahan,...I want something hard inside me......". Begitu mendengar dia bilang seperti itu, langsung penis gue berdenyut-denyut seiring dengan detak jantung gue yang sekarang ini hitungannya sudah seperti habis lari marathon 10 km.Gue langsung bimbing dia untuk kembali ke tempat tidur, dimana dia langsung mengambil posisi terlentang dan dengan demikian gue bisa langsung menindih dia sambil gue cium bibirnya yang betul-betul menggoda iman......!! Sementara itu, tangan gue sedang memegang penis gue untuk mengarahkannya ke lubang kenikmatan milik Rena itu. Untuk mempermudah penetrasi penis gue itu, gue buka kedua paha Rena dengan kedua paha gue sehingga posisi gue ini sekarang udah kayak gaya kodok mau loncat. Untuk mempertemukan kepala penis gue dengan lubang vagina Rena yang sudah basah sekali itu, gue nggak perlu ngeliat lagi kebawah, tapi cukup dengan "petunjuk" dari kepala penis gue yang memiliki "jam terbang" yang tinggi sehingga dengan mudah namun tetap perlahan-lahan masuk sambil melihat eskpresi muka Rena yang sedang menggigit bibir bawahnya sambil memejamkan matanya. "Rena, are you still a....?" gue nggak terusin pertanyaan gue karena sudah keburu mendapat anggukan dari dia sambil tetap merem dan gigit bibir. Shit.....langsung otak gue berpikir keras, karena harus menentukan gue terusin atau enggak penetrasi gue ini. Kalau gue ikuti akal sehat gue, maka gue nggak boleh lanjutin sebab gue harus menghargai virginity-nya karena harusnya dia berikan di malam pertama dengan suami pilihannya tentunya..., tapi kalau gue ikuti nafsu gue, maka gue harus betul- betul menghormati dia karena dengan gue dia mau ngasih virginity-nya itu sekarang ini, padahal gue dengan dia rasanya belum bikin komitmen apa-apa tentang hubungan kita berdua. What the fuck am I doing now...why does she want to do it with me now...?? Is it because she likes me alot and knows that I am a widower now.....??"Ayo, Agus masukin aja sekarang....." katanya dengan nada setengah memohon membuyarkan pikiran gue dan gue pikir "emangnya gue pikirin, fuck my conciuousness...!!", dan langsung gue dorong lagi penis gue ke dalam vaginanya, sehingga terdengar erangan setengah sakit dan setengah nikmat.. "Aouuuwww....sssssshhhhhhhhhhsssttttssss. ...." desisnya bikin gue bukannya jadi kasihan, tapi malah tambah dalam gue dorong penis gue sampai seluruhnya masuk kedalam vaginanya. Sesaat gue lihat ekspresi mukanya menegang, meskipun dalam keadaan merem dan tetap menggigit bibirnya. Lalu gue stop total semua gerakan yang barusan gue kerjain supaya dinding-dinding vaginanya dapat menyesuaikan diri dengan penis gue sambil gue bisikin "Sakit.., ya..., gue diemin dulu ya sekarang sambil elunya rileks dulu...". Dia setuju dengan ide gue itu dan mengangguk. Untuk beberapa detik posisi gue berada diatas badannya Rena dengan tidak melakukan suatu gerak apapun (kecuali bernapas..., itu pun terengah- engah...!!!), sampai akhirnya dia menarik kepala gue dan didekatkan kemukanya untuk mencium gue dan tentunya gue sambut pula ciumannya itu sekaligus dengan mulai menggerak-gerakkan penis gue keluar masuk vaginannya secara perlahan-lahan namun dalam. "Oooohhhh...iyaaa......ooohhhh...Reeennna aa......" desahan gue menikmati betul setiap milimeter dari dinding-dinding vaginanya yang sekarang ini sedang memijat-mijat batang penis gue setiap penis gue masuk jauh kedalam vaginanya. Gue nggak tau apakah karena ini terjadi karena ketegangannya (maklum baru pertama kali..) atau karena memang dia udah menjadi ahli dalam hal menggerakkan otot perutnya sehingga dapat mengatur "jalannya permainan".... Tapi yang jelas adalah bahwa gue betul betul menikmati vaginanya itu, apalagi setelah mukanya mulai mengendur (tidak tegang seperti baru gue masukin tadi...) dia mulai menikmati sodokan yang gue berikan pada vaginanya terbukti dengan tangannya yang tadi hanya meremas-remas seprei, sekarang mulai berani memegang pantat gue sambil membantu mendorongnya supaya penis gue betul-betul masuk semua kedalam vaginanya itu. "Aaaahhhhh.....Agus......enak,...uuhhhhhh " katanya memberi tanda bahwa dia sekarang sudah bisa menikmati gerakan- gerakan penis gue didalam vaginanya, sehingga gue mempercepat tempo sodokan gue kedalam vaginanya sehingga terdengar suara "plok...plok...plok...plok..." yang berasal dari beradunya pangkal paha kita berdua seiring dengan gerakan gue memompa vagina Rena yang terus bertambah basah karena gesekan tersebut.Sekarang gue mengangkat kedua pahanya kedepan sehingga kedua lututnya mendekati dadanya yang ikut bergetar kecil seiring dengan sodokan nikmat dari penis gue. Hal ini gue lakukan untuk mempermudah penetrasi gue karena gerakan gue udah mulai nggak beraturan, soalnya pinggang gue udah mulai pegel (hampir lima menit gue mompa Rena...). "Ooohh...cepetin Gus.....gue udah mau klimaks nih...!!" katanya meminta dan tentunya segera gue penuhi permintaannya itu dengan mempercepat kembali tempo sodokan gue. "Ooohhh....iyaaa....yaaa.....c'monnn....f uck me harder Agus....yesss...yesss" katanya sambil terus membantu pantat gue bergerak lebih cepat, sementara gue lihat dia mendongakkan kepalanya ke arah kepala tempat tidur "Arrhhhhhh....oohhh....ssshhhhhhh....yees ssss....I'm coming.....aaauuwwww...!" teriaknya berbarengan dengan getaran hebat dari seluruh tubuhnya itu sambil kedua tangannya mencengkram sekaligus mencakar pantat gue, sementara gue manfaatkan kesempatan ini dengan gue pompa Rena secepat mungkin tanpa menghiraukan pinggang gue yang kembali terasa pegel. Untuk beberapa detik badannya masih bergetar hebat sewaktu tangannya pindah dari pantat gue ke punggung gue dan langsung menarik gue untuk dia peluk erat-erat "Oooooohhhhh.......ssshhhhhssssssss...... yyeeeeaaaaasss...uuhhhhh" lengkingannya mengagetkan gue meskipun tidak sampai membangunkan seluruh penghuni hotel sambil gue terus pompa vagina gadis yang bernama Renata itu.....!!!! "Suka nggak barusan....??" tanya gue sambil tanpa hentinya mengeluar-masukkan penis gue ke dalam vaginanya itu. Terus dia bilang sambil tetap memeluk gue erat "Uuuhhhhh....gue suka banget, sayang.....". What......, she called me "sayang", and if I'm not mistaken, this is really her first time calling me with that name.........perasaan gue langsung berbunga-bunga (mudah-mudahan gue nggak kegeeran...!!!). Mendengar dia memanggil gue dengan kata-kata itu, langsung gue tersenyum dan langsung mengulum bibirnya yang sensual itu (gue nggak inget udah berapa kali gue bilang itu...) sambil terus memberikan dia kenikmatan dalam setiap gesekan penis gue dengan dinding vaginanya yang terus berdenyut memijat penis gue. Sementara keringat gue dan dia udah mulai bercampur khususnya di bagian-bagian yang menempel dengan ketat.Tiba-tiba gue punya akal untuk mengistirahatkan pinggang gue karena sampai sekarang gue masih jauh dari ngerasa mau klimaks. Gue cabut penis gue dari vaginanya dan gue langsung ajak dia untuk bangun dari tempat tidur dan mengajak dia ke sofa tadi. Gue bimbing posisi dia di sofa itu seperti doggy style sehingga kedua lututnya berada dipinggir sofa dan kedua sikutnya bersandar pada sandara kepala/punggung sofa tersebut sehingga dengan posisi seperti ini dia dapat melihat pemandangan sebagian kota Singapore diwaktu malam (waktu itu hampir jam 11 malam waktu lokal). Lalu dia kaget waktu gue buka horden tebal dan tipis yang membatasi pemandangan diluar dilihat dari dalam kamar. "Heh,.....mau ngapain elu Gus....eh gila elu...elu mau kita dilihat orang....?" tanyanya setengah nggak percaya dengan kelakuan gue yang aneh itu. Namun Rena sama sekali tidak bergeser dari tempatnya sewaktu gue berjalan kebelakangnya, malahan dia menertawakan penis gue yang masih tegak dan kelihatan mengkilat karena cairan vaginanya bergoyang-goyang sewaktu gue berjalan menghampirinya. Lalu gue tempel lutut gue ke pinggir sofa dengan mengarahkan penis gue sedikit ke vaginanya gue lihat pantatnya yang bulat- bulat dan kencang ini benar-benar bikin darah gue mengalir dengan cepat sekali, sehingga dengan tanpa terkontrol dan cepat sekali gue masukin penis gue sekaligus sampai seluruh batangnya terbenam didalam vaginanya. "Aaauuuwwwww.....nafsu bener lu....!!" katanya sambil meringis menahan sakit yang kemudian hilang sama sekali dan berganti dengan rasa nikmat yang tiada tara pada setiap pergesekan antara penis gue dan vaginanya. Sebetulnya hal inipun gue rasakan juga betapa nikmatnya lubang senggamanya Rena sehingga gue benar-benar lupa kalau pinggang gue tadi sempat pegel, namun sekarang kembali dalam keadaan fit, sehingga dengan leluasa gue menyodok-nyodok vaginanya dari belakang. Kayaknya dorongan gue dalam posisi seperti ini jauh lebih keras dari dorongan gue waktu gue diatas dia tadi dan yang jelas sampai sekarang gue belum merasa ada tanda-tanda mau klimaks. Tangan gue sesekali berusaha menggapai payudaranya yang menggantung sambil meremas-remas serta memainkan putingnya. "Ohhh.....Aguuussss.....gue suka..........." lirihnya sambil menikmati gerakan tangan dan jari gue bertualang di payudaranya. Sementara itu gue ngerasa ada sesuatu yang mengenai bola-bola gue yang ternyata hal itu adalah tangannya yang secara perlahan meremas-remas bola-bola gue. "Aaaahhhh...Rena.....tangan elu nakal....." kata gue meskipun sebetulnya menikmati betul remasan-remasan tangannya. "Ooohhh...sengaja....biar..cepet..keluaaa rr...elunya..." katanya terputus-putus karena sedang di sodok dengan cepat dan keras oleh gue. Sementara tangan gue kembali ke posisi awal, yaitu di dipingganngnya sambil membantu menggerak- gerakkan pinggangnya sesuai dengan gerakan penis gue keluar masuk vaginanya. Sementara gue juga nggak mau kalah dengan Rena, langsung tangan kanan gue menjangkau clitorisnya melalui sebelah kanan pinggangnya. Begitu ujung jari tengah kanan gue menyentuh clitorisnya itu, langsung gue gosok-gosok dan gue ucek-ucek sambil penis gue tetap melakukan penetrasi terhadap vaginanya.Ternyata usaha gue itu tidak sia-sia, karena sekarang ini dia kembali mendesah dan desahannya itu makin lama makin keras. "Ooooohhhh.....elu pinter banget sssiiiihhhhhh......." katanya pertanda dia menyukai aktifitas jari dan penis gue secara berbarengan ngerjain vaginanya yang basah banget. Kedua tangannya sekarang sudah ditempelkan ke kaca jendela, begitu juga dengan kepalanya yang sejak mulai dengan posisi doggy style ini udah geleng-geleng kekiri- kekanan seperti orang lagi tripping dan gue sempat perhatiin butir-butir keringatnya mulai kelihatan di beberapa bagian tubuhnya, terutama di sekitar pantatnya yang terus bergetar seiring dengan sodokan gue....plok...plok...plok...bunyi pangkal paha gue beradu dengan pantatnya yang sexy itu. Mendengar bunyi itu gue semakin lama semakin bertambah nafsu sehingga berusaha mempercepat gerakan gue namun terhambat karena tangan gue masih mengucek-ngucek clitorisnya dengan maksud supaya dia bisa orgasme lagi sebelum gue. Akhirnya gue putusin untuk meneruskan permainan jari gue sehingga dia betul- betul puas make love dengan gue, dan itu bikin kepuasan tersendiri buat gue.Setelah kurang lebih lima menit berlalu "Ooohhhh.....Aguusss.....gue.... bentar lagggiiiii......aaahhhhhh......oouuuww... ..oouuuww....." rintihannya membuat gue mempercepat gosokan gue terhadap clitorisnya sambil juga mempercepat gerakan penis gue memompa vaginanya. Hal ini biki dia tambah mendekati titik puncak kenikmatannya "Aaaaaaahhhhhhh.....I'm coming.....I'm coming....yeeesssssss....aaaaaaahhhhhhhhh ......!!!!!" teriaknya disusul dengan getaran hebat dari seluruh badannya berbarengan dengan pijatan-pijatan yang kuat dari dinding vaginanya terhadap penis gue. Gileee, guepun udah nggak kuat nahan sperma gue untuk tidak keluar sampai Rena mencapai klimaks berikutnya. Sekarang ini gue hanya bisa bertahan karena gue masih berusaha mengkoordinasikan gerakan tangan dan dorongan penis gue karena sekarang ini jadi kacau karena getaran hebat dari badannya Rena. Kembali untuk beberapa detik gue ngerasain badannya melemah setelah Rena mengalami orgasme yang ke tiga untuk malam ini dan pasrah dengan hantaman dan sodokan penis gue di dalam vaginanya."Aaaahhhh...gila lu...., ayo...sekarang gue mau....giliran elu.....!!" katanya terputus-putus karena hentakan dari badan gue yang semakin lama semakin cepat dan keras karena tangan kanan gue udah kembali memegang pingangnya sambil gue mengembalikan konsentrasi gue ke penis gue yang terus menerus merasakan pijatan- pijatan dari dinding vaginanya. "Ooooohhhhhh....Reeennnaaaaaa.......gue mau keluaaarrrrr......aaahhhhhhhh.....!!" gue kasih tau dia kalau gue sekarang ini udah mulai merasakan sesuatu yang menggelitik lubang penis gue untuk dimuntahkan. "Iiiiyyyaaaaaa.....keluarin di mulut....gue ajaaaaa.....!!" katanya sambil berusaha untuk membalikkan badannya. Gue langsung cabut penis gue dari vaginanya sementara dengan gerakan cepat Rena berbalik badan sehingga sekarang ini dia dalam posisi duduk di sofa dengan mukanya persis dihadapan penis gue yang sebentar lagi siap memuntahkan air maninya. "Aaaaaaahhhhhhh.........!!!!" teriak gue berbarengan dengan Rena yang telah membuka mulutnya lebar-lebar sambil mejulurkan lidahnya guna menampung semprotan air mani gue yang menyemprot deras kedalam mulutnya sementara kedua tangannya mengocok-ngocok penis gue yang mengkilat dan licin oleh cairan vaginanya sehingga kocokan tangannya terasa lebih nikmat buat gue karena telah diberi "pelumas". Crooooottt....... crrroooottttt.......cccrrrooooooooootttt. ...., banyak sekali cairan kental berwarna putih susu itu yang masuk kedalam mulutnya, sementara beberapa cairan itu yang menetes dari lubang penis gue tidak sempat jatuh ke lantai karena telah tertampung oleh lidahnya yang menjulur itu. Gue sempat lihat ekspresinya sewaktu menelan air mani gue yang sebagian besar berada di ujung lidah sebelah dalamnya sehingga otomatis lebih mudah tertelan begitu dia menelan air liurnya sendiri.

suamiku mengajak ngeseks bertiga ahh nikmatnya

Saya mempunyai teman kerja dikantor namanya PRS, dia sangat muda dan seksi. Satu hari saya harus pergi kekantor klien sampai sore, kita berjanji untuk bertemu dirumah ortu saya. Seperti biasanya ketika saya ada ataupun tidak ada dikantor WR sering datang untuk membantu membereskan dan melatih seketaris saya untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan keinginan saya. Ketika WR selesai dan ingin pergi kerumah ortu saya, dia minta dipanggilkan taksi. Sebelum taksi dipanggil, PRS baru saja akan pergi dan menawarkan untuk mengantarkan WR kerumah ortu saya. Tawarannya tentu saja diterima dengan senang hati oleh WR. Ketika mereka sudah berjalan, PRS menanyakan mau kemana, WR dengan bercanda mengatakan "Kemana saja PRS mau, dan kalau tidak salah kita lewat motel kalau kita mau kerumah ortu saya". PRS bilang , "anda serius nich!" Tapi saat itu PRS tidak membawa WR kemotel.Waktu WR menceritakan tentang pembicaraan mereka berdua, saya mengatakan jangan melakukan hal tersebut, PRS adalah orang kantor saya, nanti suasana jadi tidak enak. WR bilang tentu saya tidak akan melakukannya. Saya selalu mengingatkan WR untuk tidak ngentot dengan PRSSatu hari saya harus pergi ke kantor klien saya, saat itu WR sudah bekerja part-time disebuah kantor di Sudirman. Saya menelpon WR dan menanyakan apa rencana dia untuk makan siang? WR bilang kalau dia akan makan siang dengan teman sekantornya.Jam 4 sore saya kembali kekantor dan WR sudah ada dikamar kerja saya. Sambil menciumnya saya menanyakan bagaimana makan siangnya. WR bilang "biasa biasa saja". Tapi saya membaui asap rokok dibadan WR dan saya tau WR sudah tidak merokok untuk waktu lama sekali. Komentar WR, direstauran banyak yang merokok, saya anggap masuk akal juga. Dalam perjalanan pulang, yang memakan waktu kira kira 45 menit, kita menceritakan tentang kesibukan hari kita, saya menceritakan tentang pekerjaan saya dikantor klien. Waktu bagian WR cerita tentang kegiatan dia, saya tanya dengan siapa dia pergi makan siang, terlihat WR agak ragu ragu untuk mengatakan kepada saya dengan siapa dia makan siang. Ini bukan biasanya, karena WR selalu cerita dengan siapa dia pergi makan. Saya jadinya mendesak WR untuk memberitahu saya siapa yang menemani dia makan siang.WR bilang bahwa ada yang harus diceritakan kepada saya, dan dia minta saya jangan marah. Saya bilang tergantung dengan apa yang akan dia ceritakan. WR bilang kalau dia pergi makan siang dengan PRS, jantung saya berdebar dengan keras dan bertambah cepat waktu mendengar WR makan siang dengan PRS. Saya meneruskan pertanyaan tentang tempat makan mereka. WR agak sulit untuk mengatakan dimana dia makan dengan PRS. Tanpa menunggu jawaban saya langsung menanyakan apa WR ngentot dengan PRS atau tidak. WR bilang dia tidak ngentot dengan PRS. Saya bilang kalau dia ngentot dengan PRS saya akan turunkan dia ditengah jalan dan lupain saja untuk pulang kerumah. WR tetap bilang tidak ada apa apa dan saya mempercayai dia.Selama perjalanan pulang saya terus memikirkan apa yang dikatakan oleh WR. Waktu tidur malam, seperti biasanya kita tidak langsung tidur tapi cerita cerita tentang apa saja dan sering dibarengi sambil saling pegang kontol dan memek. Waktu saya pegang memeknya terasa sangat basah dan peliket. Saya angkat WR keatas badan saya. Saya cium dan mengarahkan kontol saya kememeknya, rasanya foreplay tidak perlu lagi saat ini karena memek WR sudah sangat basah. Saya masukkan kontol kememeknya pelan pelan sambil menikmati perasaan hilang ditelan memeknya.Topik makan siang muncul lagi waktu kita lagi ngentot, saat itu WR bilang sebetulnya dia dicium oleh PRS waktu makan siang dan WR menyukainya. Saya bertanya apa lagi yang mereka lakukan. WR tetap mengatakan hanya ciuman. Tapi nafasnya semakin cepat dan keras, saya menanyakan lagi apakah WR ngentot dengan PRS atau tidak. Jawabannya tetap tidak, tapi saya mulai tidak percaya. WR mulai menangis waktu saya menanyakan lagi, dan akhirnya dia bilang PRS tadi siang ngentot dengan dia. Saya sangat marah karena WR ngentot dengan PRS tapi dalam waktu yang bersamaan saya juga sangat terangsang. Saya tidak mengharapkan WR ngentot dengan PRS karena sudah saya larang dan biasanya kita selalu menepati perjanjian kita. Kemarahan saya, saya salurkan dengan mengentot WR keras keras dan kasar. Saya pompa dia keras dan dalam dalam, saya rasa WR merasa sakit tapi tidak berani bilang apa apa.Saya minta WR menceritakan detail dari kejadian dengan PRS. WR bilang sebetulnya mereka sudah membuat janji sehari sebelumnya untuk ketemu siang tadi untuk makan siang dikantor WR. PRS menjemput WR dikantornya dan membawanya ketempat diluar kantor. WR menanyakan kemana tujuan mereka dan PRS hanya bilang ketempat yang enak. Mobil diarahkan kearah timur Jakarta dan masuk kedalam garasi motel, rupanya PRS sudah menyiapkan terlebih dahulu. Walaupun sudah pernah dibawa oleh orang lain ke motel, WR merasa gugup dan nerveous juga. PRS menuntun WR masuk kedalam kamar dan WR merasa dengkul dan kakinya lemas sekali. Jantungnya berdebar dengan keras dan cepat. Didalam PRS memesan makanan untuk berdua, sambil menunggu pesanan, mereka duduk disofa, PRS melepaskan bajunya dan mencium WR. WR nanya apa yang akan PRS lakukan? PRS hanya diam saja dan terus mencium, WR membalas mencium PRS. Terdengar pintu diketuk, waiter membawa pesanan PRS.Setelah waiter keluar, mereka berdua melanjutkan ciuman dan PRS berusaha untuk melepaskan baju WR. WR berusaha menolak tapi tidak ada gunanya karena WR sudah mulai terangsang oleh ciuman PRS. Baju WR akhirnya terlepas dan tinggal baju dalam putih terusan yang sangat seksi. PRS meneruskan ciumannya sambil memainkan tetek dan putting, Tetek WR nongol dari baju dalamnya dan PRS mulai menjilat dan menghisap putingnya. Tangan PRS berusaha memegang memek WR tapi ditahan dan dijauhkan oleh WR. PRS berusaha terus untuk memegang memek WR tapi berhasil ditahan oleh WR.PRS kemudian melepaskan celana panjangnya dan membawa WR ketempat tidur. Berdua mereka berbaring bersebelahan. PRS kemudian berusaha untuk memegang memek WR lagi tapi tetap ditolak, PRS hanya diberi untuk menjilat dan menghisap teteknya saja. Isapan PRS akhirnya membuat WR bergerak, tangannya mengarah kekontol PRS, kontol PRS masih didalam cdnya dan WR mendorong cd PRS sedikit kebawah. Kontol PRS dielus dan diremas oleh WR. WR bilang kontol PRS lumayan tebal dan besar. Terlihat lendir keluar dari kontol dan WR menggunakannya untuk membuat kontol PRS jadi licin. WR kemudian turun kebawah dan menghisap kontol PRS. Isapan WR membuat PRS mengerang dan keenakkan. WR sangat pintar menghisap kontol, itu yang saya rasakan selama ini dibandingkan cewe lainnya.PRS sudah tidak dapat menahan diri lagi, dan langsung dia naik katas badan WR dan mencium WR. Cdnya dilepaskan dan menarik bagian bawah dari baju dalam WR, dengan mudah bagian yang menutupi memek WR kancingnya terbuka dan memperlihatkan jembut WR yang cukup tebal. Kedua tangan WR diangkat keatas kepala dan dipegang oleh PRS. PRS bilang kalau WR tidak adil karena PRS tidak boleh ngapa ngapain, tapi WR boleh isap kontol dia. Dengan sekali dorong tanpa dipegang kontol PRS masuk kememek WR. WR sekarang dalam kesulitan karena kontol PRS mengisi memeknya dengan penuh. WR bisa merasakan kalau memeknya benar benar diisi oleh kontol PRS. Seperti yang WR bilang tadi kalau kontol PRs lumayan tebal dan ini membuat seakan akan memeknya direnggangkan oleh kontol PRS. Dengan sekali dorong kontol PRS masuk kedalam memek WR dan ini membuat WR mengerang dan mengoyangkan kepalanya keenakkan.WR menanggapi dorongan kontol PRS dengan mengangkat pantatnya tinggi tinggi, membuat kontol masuk lebih dalam lagi. Ukuran kontol PRS benar benar cukup untuk membuat WR merasa penuh dimemeknya. Mereka berdua bergulingan dikasur kadang kadang WR diatas dan kadang kadang PRS diatas. Selama berguling kontol PRS tidak pernah lepas dari memek WR. WR merasa kalau PRS pintar dalam bercinta dan sedikit kasar tapi menyenangkan bagi dia. WR benar benar dibuat sebagai objek seks oleh PRS dan WR tidak keberatan karena dia juga menikmati kontol PRS.Kaki WR diangkat oleh PRS keatas bahunya tanpa melepaskan kontol dari memek. Sekarang memek WR benar benar terbuka dan memudahkan untuk PRS memompa lebih dalam lagi. PRS benar benar mengentot WR dengan keras dan kasar, sepertinya paling keras dan kasar yang pernah dialami oleh WR. Capai dengan posisi tadi, WR sekarang berada diatas dan mendorong kontol PRS kedalam memeknya sampai nyentuh dan mendorong dinding dalam memek WR. PRS kemudian mendorong WR keatas sampai akhirnya WR duduk diatas pangkuan PRS.PRS dalam posisi duduk dan WR dalam posisi jongkok. Sekarang yang harus bergerak adalah WR dan PRS hanya duduk saja sambil menghisap tetek WR. Posisi ini adalah posisi yang juga disukai oleh WR. Kontol PRS ditekan dalam dalam lagi oleh WR dan sampai habis kedalam. Memeknya dikecil besarkan sambil keluar masuk. Memek WR benar benar ketat kalau dikecilkan oleh dia. Gerakan ini rupanya berdampak terhadap kontol PRS. Dia minta WR berhenti sebentar karena PRS hampir keluar. PRS katanya tidak suka kalau pertama kali ngentot keluar pejunya, dia lebih senang menahan jadi bisa benar benar merasakan nantinya.